"Adhitthana Dhamma"

"Adhitthana Dhamma"

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa

Didalam Kitab Dhamma Vibangha Sang Buddha menguraikan empat Adhittana Dhamma, yang mana perlu dan harus dilakukan guna untuk membantu mengembangkan, meningkatkan dan mengkondisikan ketenangan hidup dapat dicapai. Empat Adhitthana Dhamma tersebut yaitu:

“Pañña” mengetahui segala sesuatu yang seharusnya diketahui sebagaimana adanya. Segala fenomena yang ada dalam kehidupan yang datang silih berganti hendaklah diterima dengan sepenuh hati, menolak kondisi tersebut itu artinya menambah beban kehidupan semakin bertambah. Manusia hanya bisa menerima kondisi hukum alam yang mutlak, namun disini cobalah untuk melihatnya dengan sebagaimana adanya gunakan kaca mata Dhamma sebagai alat untuk mendeteksi kondisi tersebut, antara yang menyenangkan maupun yang membahagiakan itu hanyalah bagian proses perspektif saja, sepenuhnya tergantung bagaimana menyikapi dari sudut pandang pola pikir, seperti apapun itu pada akhirnya juga akan mengalami perubahan. Pola pikir yang terarah dan terkendali secara bijaksana, kesadaran menerima dan melihat kondisi perubahan sebagaimana adanya tidaklah akan membuat perubahan pada penderitaan, namun justru pada sebaliknya.

“Sacca” mengawali dan memulai segala aktivitas yang dilakukan dengan cara penuh kejujuran akan sangat membantu dalam meningkatkan hasil dari apa yang dilakukan memberikan manfaat besar bagi kesehatan mental dan pikiran, melakukan segala sesuatu dengan mendahulukan sikap yang tidak berlawanan dengan hati nurani atau nilai-nilai kebenaran dampaknya akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kuwalitas spiritual. Meskipun banyak orang mengatakan kejujuran hanya akan membuat jalan dan proses dari hasil yang didapat akan berkurang, namun itu hanyalah pandangan dari sudut pandang sesaat saja, tetapi bagi mereka yang melihat dan memperhitungkan jangka panjang ia akan mengetahui kejujuran sangatlah perlu dipupuk dalam segala hal guna meningkatkan dan mendapatkan hasil yang diperoleh semakin maksimal. Membiasakan dan menanamkan sikap kejujuran didalam diri dapat membantu terhadap apa yang dilakukan mendapatkan rasa sukacitta, dan para bijaksana sendiri senantiasa menganjurkan hal tersebut perlu dijadikan dasar kehidupan agar dapat membantu mengkondisikan pikiran yang baik semakin lebih meningkat dan hasilnya dari pikiran-pikiran yang baik itu dapat mendukung dalam memberikan inspirasi serta motivasi yang baik.

“Caga” menanamkan sikap untuk bermurah hati sangatlah penting dilakukan dalam kehidupan saat ini, karena keuntungan dari bermurah hati selain menjadi bagian tabungan kebajikan, sikap bermurah hati juga akan membantu dalam memberikan obat refleksi terhadap pola pikir semakin lebih baik produktif. Pikiran yang penuh cinta kasih akan senantiasa menyertai terhadap setiap langkah dari apa yang akan dilakukan, sehingga perilaku dan perbuatan akan dapalt lebih terkendali dari hal-hal yang buruk, yang dapat merugikan orang lain maupun makhluk lain. Dampak pengaruh dari peningkatan dan pengembangan “Caga” sangat efektif untuk mengkondisikan pikiran negative, dendam, iri hati, rasa egois/ sombong semakin dapat lebih terminimalisir. Untuk itu dari poin ini juga parami-parami yang telah dipupuk dalam masa-masa sebelum dapat semakin bertambah.

“Upasama” menenangkan pikiran dari hal-hal yang berlawanan dengan ketenangan. Banyak orang terbebani masalah kehidupan dan hal itu merupakan suatu kondisi yang wajar. Namun sesulit dan sebarat apapun bukan berarti tidak akan teratasi, Buddha menyatakan “tidak ada pesta yang tak usai” bersabar dan mengendalikan diri untuk mendapatkan energy positive sangat perlu dilakukan, selanjutnya mengarahkan pikiran yang positive untuk menggali solusi yang baik yang tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Untuk mendapatkan ketenangan tentunya yang perlu dilihat bukanlah apa yang ada diluar dari diri sendiri melainkan yang perlu dilihat adalah apa yang ada didalam diri. Rasakan dan sadari atas apa yang terjadi itu sebagai ketidak kekalan, dan dari situlah perenungan sebagai evaluasi (vimamsa) untuk memperbaiki diri dari kekurangan dan kesalahan yang telah dilakukan. Masalah maupun beban muncul dan terjadi semua karena diri sendiri. Bersyukurlah karena dari sanalah kebahagian yang sesungguhnya akan dapat dirasakan.
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

Saddhu…Sadhu…Sadhu…