kemarahan dan kebencian
Question
Namo Buddhaya,
Bagaimana caranya membersihkan pikiran kita dari kemarahan, karena seringkali lingkungan kita sebagai penyebab kemarahan dan kebencian yang tak dapat kita hindari?
Terima kasih
Answer
Kemarahan akan timbul karena keinginan kita tidak sesuai dengan kenyataan. Semakin besar perbedaan antara keinginan dan kenyataan, maka orang cenderung akan makin marah.
Kalau sudah mengerti hal ini, untuk mengatasi kemarahan adalah dengan mengenali keinginan sendiri sehingga bisa ditentukan: apakah memang sudah waktunya keinginan itu diwujudkan, atau masih perlu usaha untuk mencapainya, atau mungkin malah meninggalkan sama sekali keinginan tersebut, serta hal lainnya yang berhubungan dengan keinginan tersebut.
Dengan mempelajari keinginan itu sendiri dan berusaha menyesuaikannya dengan kenyataan yang ada, maka kemarahan akan bisa dikendalikan bahkan bisa dilenyapkan.
Hal ini juga termasuk kemarahan terhadap lingkungan. Sesungguhnya lingkungan tidak pernah membuat kita marah. Mereka adalah netral. Yang berbeda adalah sikap batin atau pikiran kita dalam menghadapi kelakuan mereka. Kalau keinginan kita terhadap mereka tidak sesuai dengan kenyataan, maka timbullah marah kita kepada mereka. Kalau yang terjadi sebaliknya, maka kita akan tidak marah lagi.
Perbedaan keinginan ini bisa dikenali dari sikap kita menghadapi kesalahan yang sama pada dua teman yang berbeda, misalnya. Kita akan bisa memaklumi kesalahan yang dilakukan oleh teman yang kita sukai, namun, kita menjadi marah kepada teman yang tidak kita sukai, padahal semua sikap itu untuk kesalahan yang serupa. Dengan demikian, kesalahan adalah netral, yang berbeda adalah pikiran kita sendiri.
Agar dapat membersihkan pikiran dari kemarahan, yang utama adalah menyadari bahwa kemarahan berasal dari keinginan kita sendiri, sehingga kita harus dapat menguasai keinginan itu. Salah satu cara sederhana untuk menguasai kemarahan adalah dengan sering mengembangkan pikiran cinta kasih. Pengembangkan pikiran cinta kasih ini dapat dilatih dengan sering mengucapkan sebanyak mungkin dalam hati kalimat:'Semoga semua mahluk berbahagia'. Semakin sering mengucapkan kalimat itu akan mempercepat kemampuan seseorang untuk mengendalikan bawah sadarnya sehingga tidak mudah marah
Hal ini bisa dicapai karena dengan sering mengucapkan kalimat cinta kasih tersebut, pikiran juga secara bertahap akan terisi dengan cinta kasih. Dengan demikian, bila ada orang yang tidak memenuhi harapan kita, maka lama kelamaan dalam pikiran akan timbul secara otomatis kalimat: 'Semoga dia bahagia dengan sikapnya itu.'
Semakin banyak bisa memaklumi perbedaan dan kekurangan setiap orang yang berada di sekitar, maka semakin sabar pula sikap kita. Oleh karena itu, mengendalikan kemarahan membutuhkan waktu dan keuletan untuk
mengatasi diri sendiri.
Semoga saran singkat ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan cinta kasih sehingga menumbuhkan kesabaran.
Salam metta,
B. Uttamo
check this app to see more dhamma