Kesaksian Meditator Oleh Bhikkhu Assaji
Kesaksian Meditator
Oleh Bhikkhu Assaji
Seorang meditator umat di vihara melihat kehidupan masa lampaunya, dia berasal dari Myanmar, dia melihat empat kehidupan masa lampaunya. Pada kehidupan yang lalu dia adalah seorang penjudi, dia sering sekali berjudi bertaruh nomor sebuah pacuan kuda. Jika sedang kalah dan tidak ada uang untuk melakukan perjudiannya, ia sering mencuri uang milik orang lain. Dan dia sangat bahagia dan senang bila melihat kuda-kuda ini berpacu dari garis start sampai garis finish.
Ia terkadang datang ke vihara untuk bekerja membantu bersih-bersih vihara. Bukan karena niatnya yang tulus untuk bantu-bantu di vihara tetapi dengan maksud ingin menang dalam perjudiannya. Dia berpikir apabila ia datang dan bekerja membantu-bantu disana, maka ia akan diberkati para dewa untuk memenangkan perjudian tersebut.
Pada kehidupan itu juga dia tertarik dengan seorang wanita yang sudah mempunyai keluarga, dan mereka melakukan pelanggaran asusila. Dalam kehidupan ini, ia sebenarnya dengan membantu-bantu vihara biarpun bukan dengan tulus tetapi kebaikan tetaplah kebaikan, tetapi perbuatan buruknya juga tidak kalah banyak. Pada saat kematiannya, pikirannya melekat pada kebiasaannya saat dimana ia bahagia dimana dia melihat kuda-kuda saling berpacu untuk mencapai garis finish, maka dari itu dia terlahir ke alam binatang dan menjadi seekor kuda.
Ia menjadi seekor kuda milik dari seorang yang berkeyakinan lain, pemiliknya ini sering melakukan perbuatan yang menyiksa kuda ini dan sering memberikan pekerjaan yang berat bagi kuda tersebut. Kuda ini tidak mendapatkan makan yang cukup dari majikannya, dia hanya diberikan sedikit rumput saja. Kuda ini sering kelaparan, tapi pemiliknya tidak memberikan tambahan makanan lagi. Kuda ini sangat membenci dan dendam kepada pemiliknya yang sering membuat dirinya tersiksa.
Meskipun demikian, kuda ini juga termasuk beruntung, karena disamping rumah majikannya tersebut terdapat sebuah vihara, vihara ini banyak para Bhikkhu yang sering membaca Paritta. Setiap subuh para Bhikkhu yang berada di vihara tersebut membaca Paritta. Kuda ini tidak mengerti arti dari Paritta itu, tetapi ia bisa mendengar suara pembacaan Paritta itu. Kuda ini senang dan bahagia jika para Bhikkhu ini membaca Paritta, karena dia menganggap suara para Bhikkhu ini sangat merdu dan indah.
Suatu hari karena siksaan yang berat dari sang majikan, kuda ini sakit dan sewaktu dia mendekati ajalnya, dia mendengar suara para Bhikkhu membaca paritta, dan pada saat itu muncul dalam pikirannya adalah suara pembacaan Paritta yang di sukainya. Dan inilah kebajikan yang luar biasa di dukung dengan karma baik yang pernah dia lakukan pada masa kehidupan yang lampau, kuda ini terlahir ke alam manusia.
Pada kehidupannya sebagai manusia, ia terlahir sebagai seorang yang rupawan, tetapi bahayanya terlahir sebagai seorang pria tampan adalah wanita. Dia mempunyai daya tarik yang luar biasa bagi para wanita, sehingga ia sering melakukan perbuatan asusila. Ini dikarenakan memang pada masa kehidupan lampaunya yang senang melakukan pelanggaran tersebut. Maka di kehidupan ini ia melakukan pelanggaran itu lagi.
Pada kehidupan sebagai manusia ini terdapat seorang wanita yang sangat sombong, karena pria ini tidak dilayani nafsunya oleh wanita ini. Dan pria itu menjadi sangat marah dan benci kepada wanita itu. Pada saat kematiannya karma buruk ini muncul pada pikirannya dan akhirnya dia pun terlahir di alam binatang menjadi seekor anjing betina.
Pada kehidupannya sebagai anjing, badannya ini banyak kurap dan sakit-sakit akibat dari penyakit kulitnya itu. Dia makan dari tempat sampah mengais-ngais untuk mencari-cari makanan. Tetapi ia sering bertengkar dengan anjing-anjing liar lainnya untuk memperebutkan makanan sisa di tempat sampah, di dalam perkelahiannya, ia sering dikalahkan anjing lainnya sehingga dia melarikan diri. Dia tidak mendapat makan yang cukup sehingga membuat tubuhnya kurus dan menambah parah penyakit kulitnya. Seluruh hidupnya diliputi penderitaan dan tidak mampu mendapatkan kebahagiaan.
Sepanjang hidupnya sebagai seekor anjing betina ia sering melahirkan anjing lagi dan lagi, ia sangat menderita. Karena di masa lampau ia banyak melakukan perbuatan yang melanggar asusila. Maka itu dikehidupan ini sebagai anjing betina, banyak dikawini anjing-anjing jantan yang melakukan perbuatan tersebut kepada dirinya. Inilah yang disebut sebagai hukum karma, apa yang kita lakukan kepada orang lain atau mahluk lain, akan kembali lagi kepada diri kita sendiri.
Pada saat kematiannya, kembali satu objek karma baiknya yang muncul pada saat itu yaitu saat melakukan tugas membersih-bersihkan vihara... dan dia pun terlahir kembali sebagai manusia.
Ia terlahir disebuah keluarga yang miskin, dikarenakan karma mencurinya ikut berbuah. Suatu hari ia menjadi seorang tentara. Pada permulaannya sebagai seorang tentara ia sangat lelah, karena ia harus menggendong senjata dalam tas atau banyak barang-barang keperluan lainnya dan berlari naik dan turun gunung. Dia sangat melekat pada kehidupan tersebut, dia sendiri tidak menyadarinya. Tetapi setelah menjalani meditasi dan melihat kelahiran masa lampaunya ia mengetahui bahwa ini dikarenakan ketika ia menonton pacuan kuda, sewaktu kuda-kuda itu berlari, ia menjadi sangat bahagia. Maka dari itu karmanya berbuah pada saat ini, dia harus berlari naik turun gunung dan menjadi kelelahan.
Pada kehidupan saat ini, ketika ia melihat seorang yang berkeyakinan lain ia menjadi sangat benci. Ini dikarenakan karma masa lalunya ketika ia menjadi kuda, ia sangat membenci majikannya yang berkeyakinan lain. Inilah hukum sebab akibat yang saling bergantungan. Kebiasaan pikiran dan tingkah laku kita pada kehidupan pada masa lampau bisa mempengaruhi pikiran dan tingkah laku kita dalam kehidupan ini. Dalam kehidupannya yang kali ini, dia tidak bisa kaya karena karmanya saat mencuri membuahkan hasilnya.
Jadi apabila Anda bisa menjalankan sila Panca-Sila yaitu sila kedua: "Aku bertekad melatih diri untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan", maka Anda akan menjadi kaya dan makmur pada masa kehidupan yang akan datang. Tetapi apabila Anda tidak dapat menjalankan sila kedua ini untuk menghindari mengambil barang yang tidak diberikan, maka Anda akan terlahir miskin. Dan terlahir dialam-alam menderita.
🙏🏻