Mencegah niat buruk. Oleh : Bikkhu Sri Pannyavaro

Mencegah niat buruk.
Oleh : Bikkhu Sri Pannyavaro.

Kalau kami punya program meditasi, umat beragama lain ikut. Ada yg beragama Islam, Katolik ikut. Banyak sekali. Umat beragama lain mengerti bahwa agama Buddha ini gudangnya ajaran meditasi. Kami harus belajar meditasi dari agama Buddha.

Lalu kalau umat Buddha sendiri tidak pernah meditasi, bagaimana? Pengetahuan itu akan diambil oleh umat beragama lain.

“Ya, Bhante saya sulit meditasi, sulit. Meditasi saya masih bolong-bolong Bhante."

“Enggak apalah. Enggak masalah meditasi bolong-bolong daripada tidak pernah”.

“Apa sih gunanya meditasi Bhante? Kan meditasi itu supaya tenang, tentram?”.

Memang kalau anda bermeditasi, anda akan mendapatkan ketentraman, ketenangan. Akan tetapi bukan itu tujuan kita. Bukan sekedar mencari ketenangan dan ketentraman. Meditasi itu tujuannya untuk memperkuat awareness “kesadaran”.

Memperkuat keawasan, kewasapadaan.
Untuk apa?
Mengawasi mental kita sendiri.

Saat ada pikiran buruk, keinginan buruk, perasaan tidak senang, perasaan bosan, di awasi. Saya ingin menggunakan kalimat yg gampang. Dicegat.

Pada saat niat buruk itu masih di dalam pikiran, sebelum terlanjur dilakukan, cegatlah. Karena apabila niat buruk itu sudah terlanjur dilakukan, membunuh, mencuri, korupsi dll. Masih ada lagi, bicara yang tidak baik. Jika sudah terlanjur dilakukan, akibatnya sulit utk diatasi. Maka kalau itu masih di dalam pikiran, lalu kita tahu, dicegat disana. Berhenti!
Alangkah indahnya.

Sebelum niat buruk itu dilakukan dia dipotong pada saat masih di dalam pikiran. Itulah gunanya meditasi. Tidak sekedar mencari ketenangan dan ketentraman.

Apalagi kalau ke-akuan muncul. Ke-akuan itu halus sekali.

Aku paling senior.
Aku berjasa.
Aku paling top.
Aku sudah berkorban.
Aku sudah berbuat baik.
Aku sudah begini begitu.

Itulah keakuan.

Itu harus dicegat dengan kesadaran, dengan keawasan dari meditasi. Kalau itu dibiarkan. Ke-akuan akan melahirkan keserakahan.

Keserakahan yg tidak terpenuhi akan berubah menjadi kebencian.