Pesan Sayalay Dipankara
Pesan Sayalay Dipankara
"Jadilah Kamu, pulau bagi dirimu sendiri, perlindungan bagi dirimu. Tidak mencari perlindungan diluar dirimu sendiri, dengan Ajaran sebagai pulau-mu, Ajaran sebagai perlindungan-mu, tidak mencari perlindungan lain"
Jika kita fokus pada tahun ini, tidak semua peristiwa yang sudah terjadi bisa diingat. Apalagi mengingat tahun-tahun sebelumnya atau kehidupan sebelumnya. Mari kita lakukan dari awal, apa yang telah kita lakukan pada bulan Januari. Renungkan! Dengan merenungkan, kita bisa mengetahui sejauh mana kita telah berjalan di dalam Dhamma.
Bila tidak ingat bulan Januari, Cobalah mengingat yang kemarin. Ketika bangun pagi, pikiran apa yang muncul, Pikiran baik atau pikiran buruk? Masih ingat? Kira harus berusaha mengingat dan merenungkan karena hari demi hari usia kita bertambah. Dari Januari hingga sekarang kita telah mengalami penuaan. Kita harus merenungkan perbuatan apa saja yang telah kita lakukan selama ini.
Tidak hanya merenungkan tahun ini, namun juga satu kehidupan yang telah kita lalui. Sekarang kita bisa terlahir sebagai manusia karena pada kehidupan lampau kita telah melakukan kamma baik. Lahir sebagai umat Buddha karena kamma baik, kita harus mempunyai keyakinan tentang kamma yang terjadi. Ini kehidupan yang sangat indah.
Sangat sulit untuk lahir sebagai manusia. Walaupun demikian, bila kita tidak tahu bagaimana cara memperlakukan kehidupan ini maka kehidupan ini akan sia-sia.
Madanti, seorang perumah tangga, menghadap Sang Buddha dan para siswa-Nya. “Saya memiliki uang, rumah, dan pakaian yang bagus. Inilah nibbana bagi saya,” ungkapnya. Buddha membenarkan hal tersebut dengan berkata; “’Benar, kamu memiliki banyak kepemilikan. Namun semuanya diperoleh dengan cara menderita, dari pagi hingga malam hari. Di dalamnya terdapat penderitaan.” Semua yang berkondisi tersebut bisa hancur oleh air dan angin, juga oleh pemerintahan, anak-anak yang tidak bisa menjaganya, atau dicuri. Kebahagiaan tersebut bukan kebahagiaan sejati, bukan kebahagiaan nibbana.
Walaupun punya harta yang banyak, namun jika kita menderita penyakit maka harta tersebut tidak memberikan kebahagiaan. Harta atau bisnis mungkin bisa berbagi dengan orang lain. Sedangkan penderitaan dan penyakit tidak ada orang lain yang mau dibagikan. Karena itu, sangat penting memiliki tubuh yang sehat sehingga dapat membantu kita untuk mencapai nibbana. Buddha menjelaskan manfaat dari tubuh yang sehat: bisa melakukan usaha, melakukan dana dari hasil usaha, juga merenungi perbuatan baik apa yang akan dilakukan melalui tubuh yang sehat ini.
Bila memiliki tubuh yang sehat, kita juga harus mengendalikan pikiran, perbuatan, dan ucapan. Bila dalam kehidupan sehari-hari kita melanggar sila maka kehidupan ini tidak ada harganya. Pada kehidupan lampau kita telah menanam benih dan telah tumbuh dengan baik saat ini. Namun dengan melakukan kamma buruk kita telah merusak apa yang sudah kita tanam. Paling tidak kita harus menjaga lima sila. Mungkin beberapa bulan lalu kita telah melanggar sila namun kita harus berusaha agar hari ini, bulan ini, dan di masa mendatang tidak akan melanggar sila lagi.
Dalam kehidupan ini ada empat jenis manusia, yakni:
- Orang yang melakukan perbuatan yang tidak baik dan tetap melakukan perbuatan yang tidak baik.
- Orang yang melakukan perbuatan buruk, tetapi setelah mendengarkan Dhamma berubah menjadi baik.
- Orang yang selalu melakukan perbuatan baik namun setelah dewasa dia berubah menjadi tidak baik.
- Orang yang selalu berbuat baik dan terus melakukan perbuatan baik.
Dari baik menjadi baik dan dari buruk menjadi baik adalah orang-orang yang baik. Kita harus menjaga diri, sesuai ajaran Buddha, menjaga pikiran. Mungkin kita termasuk orang baik, tidak pernah melanggar sila, namun ini belum cukup. Orang baik tidak boleh malas. Mulai dari pagi sampai sore, sebelum tidur, kita harus merenungkan kebajikan apa yang telah kita lakukan dan bermanfaat bagi orang lain, bukan hanya untuk diri sendiri. Untuk melakukan hal baik, diperlukan usaha yang besar. Sedangkan untuk melakukan hal yang buruk, sangatlah mudah, semua orang bisa melakukan. Meditasi memerlukan usaha yang sangat kuat.
Sebelum datang ke Indonesia, saya membimbing retret di tiga tempat di Taiwan, dengan peserta sekitar 150 orang di setiap tempat. Saya merasa sangat lelah dan kehilangan selera makan. Namun saya merasa sangat bahagia karena berhasil membantu orang lain membangun konsentrasi dan mendapatkan nimitta. Seorang pria yang cukup kaya, berusia sekitar 80 tahun, menjelaskan bahwa usianya sudah cukup lanjut dan telah mengalami berbagai macam penderitaan dari kecil hingga sekarang. Banyak penderitaan yang dialami dalam proses mengumpulkan kekayaan. Dia selalu menangis dan menangis ketika membayangkan penderitaan yang telah dialami. Saya berkata kepadanya; “Baik kalau begitu, semua penderitaanmu bisa Anda danakan kepada saya. Setelah didanakan, jangan simpan penderitaan apa pun di dalam hati Anda. Anda cukup pancarkan cinta kasih kepada semua makhluk, berusaha berbahagia bersama teman-temanmu,”
Orang tua itu merasa sangat bahagia. Dia menjelaskan bahwa dia telah mengikuti petunjuk yang saya berikan. “Dalam pikiran saya, saya melihat sinar yang terang di langit,” ungkapnya. Dua minggu kemudian, dia meninggal dengan tenang. Sebelum meninggal dia tidak sempat bertemu dengan saya. Dia menitipkan pesan dan ucapan terima kasih kepada putrinya.
Setiap orang pasti mengalami penderitaan. Ada yang menyimpannya di dalam hati, tidak mau mengungkapkan perasaannya kepada orang lain. Akan lebih baik kalau ada orang yang bisa dipercaya sehingga menjadi lebih lega dan tenang. Pikiran menjadi lebih baik. Berusaha untuk percaya pada orang lain, jangan curiga. Kita lebih banyak melatih metta (cinta kasih). Pelan-pelan kita melihat orang lain baik, baik untuk kita sehingga bisa dipercaya. Untuk melakukan hal ini, diperlukan usaha dalam melakukan perbuatan baik. Juga konsentrasi untuk menjaga pikiran agar tetap stabil dalam melakukan perbuatan baik.
Dalam menjalankan bisnis, kita juga harus konsentrasi. Bagaimana bulan ini, bulan depan? Bermeditasi juga sama, mengumpulkan usaha untuk berkonsentrasi pada satu obyek, mencoba untuk stabil, dan menghindari lima rintangan batin. Setelah mendapatkan konsetrasi yang bagus, akan lebih mudah mengendalikan pikiran. Dengan pikiran yang baik. Sangat mudah untuk melihat ke dalam diri. Melalui vipassana, kita bisa melihat ketidakkekalan dari segala hal yang berkondisi.
Jika sebelumnya kita memiliki pandangan salah: saya manusia, saya pria, saya wanita. Dengan pandangan terang maka kita akan melihat anicca, dukkha, anatta. Tidak ada diri, hanya rupa dan nama. Dengan pengetahuan vipassana akan lebih mudah mengatasi kemelekatan. Bagi yang belum memiliki pandangan terang akan sangat sulit untuk mengatasi kemelekatan dalam diri karena Anda ”mencintai”. Cinta. Harga dari penderitaan Anda.
Siapa yang Anda cintai? Diri Anda sendiri? Keluarga Anda? Jika Anda mencintai diri Anda sendiri maka Anda akan menjaga diri Anda sepanjang hari. Jaga fisik Anda dengan memberi makanan dan pakaian. Luangkan waktu selama 10 menit untuk memperhatikan dan menyayangi pikiran Anda. Sebelum makan pagi, bermeditasi sebentar untuk memancarkan cinta kasih kepada diri sendiri, teman, keluarga, orang-orang yang ada di Jakarta.
Sebelum sampai di Jakarta, saya telah memancarkan cinta kasih. Saya merasa bahagia. Selama ke Indonesia, saya belum mempunyai musuh. Bagi saya, semuanya sama termasuk mereka yang ikut meditasi bersama saya. Saya selalu menjaga pikiran agar tetap tenang, stabil, dan bahagia. Pada saat kontak dengan orang lain melalui mata atau telinga maka tidak akan timbul pikiran yang tidak baik.
Sejak menjadi sayalay, saya selalu menjalankan sepuluh sila. Saya merasa bahagia karena tidak ingin mencelakai orang lain, diri sendiri, serta terus melakukan perbuatan baik. Sampai saat ini pun, saya tidak pernah melanggar sila yang saya jalani. Saya juga memikirkan hari ini akan membagi Dhamma dan mengajarkan obyek meditasi apa? Meditasi yang diajarkan oleh Buddha, bukan persepsi diri saya sendiri.
Kita juga harus merenungkan setiap hari tentang kamma. Ada orang yang terlahir dalam kondisi baik dan tidak baik, tergantung dari kamma yang dilakukan. Kalau bermeditasi hingga sampai tahap perenungan terhadap Paticcasamuppada, merupakan hal yang baik. Banyak umat Buddha yang tahu tentang kamma baik dan buruk namun tidak benar-benar mengerti. Hanya pengertian biasa. Pengertian pandangan terang sangat berbeda karena kalau kita memahami hal ini tidak akan melakukan hal yang buruk.
Pemahaman benar sangat penting. Kita harus benar-benar menjalankan sila, menghindari perbuatan buruk. Kalau melanggar sila, dalam satu proses pikiran saja bisa mengakibatkan terlahir kembali dalam kondisi yang tidak baik di satu kehidupan maupun dalam banyak kehidupan berikutnya. Proses berpikir berjalan sangat cepat. Mereka yang bisa melihat kehidupan masa lalu dan kehidupan mendatang serta sebab musabab, bisa melihat bahwa perbuatan buruk ini akan menyebabkan saya terlahir menderita untuk waktu yang lama di alam binatang, alam setan. Bila memiliki pengetahuan pandangan terang, mereka akan mengerti dan takut untuk melakukan perbuatan buruk. Harap menjaga diri dan benar-benar menjaga sila. Kalau kita percaya dengan hukum kamma, kita akan takut melakukan hal yang buruk.
Saya ingin agar Anda merenungi keseluruhan hidup, bukan hanya satu hari atau tahun ini saja. Kita harus merenungkan apabila kemarin atau tadi pagi telah melakukan hal yang tidak baik, besok berusaha agar lebih waspada dan melakukan hal yang baik. Ucapan dan tindakan jasmani dikendalikan oleh pikiran. Pikiran bergerak sangat cepat. Kita harus hati-hati dalam mengendalikan pikiran, merenungkan sila dan kamma sehingga waktu berinteraksi dengan orang akan timbul energi positif sehingga tidak mengalami perasaan yang negatif. Meditasi penting, dengan bermeditasi kita bisa melihat sesuatu sebagaimana adanya. Tanpa meditasi kita hanya melihat konsep atau teori.
Rupa Nanda, seorang wanita, sepupu Buddha, ingin menikah dengan pihak keluarga kerajaan bernama Nanda, yang juga sepupu Buddha. Pada hari pernikahannya, mereka mengundang Sang Buddha untuk menerima dana makanan. Setelah selesai; Sang Buddha menitipkan patta (mangkuk makan) kepada Nanda dan kembali ke vihara. Nanda mengikuti Sang Buddha sampai ke Vihara Jetavana. Ketika ditanya kesediaannya menjadi bhikkhu, Nanda tidak berani menolak. Nanda menerima permintaan tersebut dengan perasaan tidak senang.
Setelah menjadi bhikkhu, Nanda selalu teringat dengan pasangannya. Sang Buddha yang mengetahui kondisi tersebut mengajak Nanda ke surga. Sang Buddha menunjukkan para dewi yang sangat cantik sehingga menimbulkan kemelekatan dan nafsu keinginan dalam diri Bhikkhu Nanda. Sang Buddha berjanji kepada Bhikkhu Nanda bahwa dia boleh menikah dengan dewi tersebut asalkan berlatih meditasi. Nanda setuju dengan permintaan Sang Buddha. Setelah kembali ke vihara, Bhikkhu Nanda berlatih dengan tekun. Sang Buddha menyuruh Ananda untuk menyebarkan informasi bahwa Bhikkhu Nanda berlatih meditasi karena ingin menikahi para dewi. Para bhikkhu yang lain mendengarkan berita tersebut dan bertanya kepada Bhikkhu Nanda. Bhikkhu Nanda menjadi sangat malu.
Bhikkhu Nanda merubah keinginannya. Dia bermeditasi untuk merealisasi nibbana. Karena dia melakukan meditasi bukan dengan nafsu keinginan dan kemelekatan, pikiran lebih mudah stabil dan mendapatkan konsentrasi. Dia mencapai kemajuan yang pesat dalam latihan sehingga dengan segera mencapai tingkat kesucian arahat. Jadi, siapa pun yang memiliki kemelekatan terhadap diri sendiri dan anggota keluarga sangat sulit untuk meningkatkan konsentrasi. Dalam mengikuti retret, misalnya, jangan banyak berpikir. Jangan mengkuatirkan segala sesuatu maka konsentrasi akan lebih mudah diperoleh. Jika terus kuatir dan memikirkan segala sesuatu maka akan menghalangi konsentrasi.
Jangan mengkuatirkan segala sesuatu maka konsentrasi akan lebih mudah diperoleh. Jika terus kuatir dan memikirkan segala sesuatu maka akan menghalangi konsentrasi.
Rupa Nanda juga memutuskan untuk menjadi bhikkhuni namun dia tidak mau mendengarkan ceramah Dhamma. Baginya, ceramah yang dibabarkan oleh Sang Buddha selalu mengenai perenungan terhadap kejijikan tubuh. Rupa Nanda selalu tinggal di dalam kuti dan mendengarkan cerita dari bhikkhuni lain tentang ceramah Sang Buddha yang sangat bagus.
Suatu hari, akhirnya Rupa Nanda ikut mendengarkan ceramah. Dengan kekuatan batin, Sang Buddha mengetahui kehadiran Rupa Nanda yang duduk di belakang karena khawatir menjadi sasaran pembicaraan. Sang Buddha menciptakan seorang dayang yang sangat cantik, berdiri di samping Sang Buddha. Bhikkhuni Rupa Nanda kadang melihat kearah Sang Buddha dan dayang di samping Sang Buddha. Dia terus berpikir tentang kecantikan dayang tersebut, rambutnya yang indah sehingga tidak berkonsentrasi dengan Dhamma yang dibabarkan Sang Buddha.
Secara perlahan, Buddha mengubah bentuk fisik dayang tersebut menjadi semakin tua dan semakin tua. Bhikkhuni Rupa Nanda melihat proses penuaan dayang tersebut, rambutnya dari hitam menjadi putih, kulitnya semakin keriput. Muncul perasaan tidak tertarik dalam dirinya. Dayang-dayang tersebut terlihat sakit, tidak kuat berdiri, lalu berbaring di lantai. Rupa Nanda menjadi sangat sedih dan menangis. Dia merenungkan dayang tersebut dalam dirinya, “saya pernah muda, cantik, suatu hari saya akan seperti dayang tersebut”. Dayang tersebut menjadi sakit dan akhirnya meninggal. Jasadnya berubah menjadi hitam, berbau buruk, mengeluarkan belatung, dan akhirnya menjadi tengkorak. Sang Buddha membantu Rupa Nanda membangkitkan pengetahuan pandangan terang bahwa tubuh ini sangat tidak indah.
Apakah Anda merenung dengan cara yang sama?Apakah Anda percaya bahwa suatu hari akan mengalami usia tua, sakit, dan akhirnya meninggal?
Pada pagi hari selalu renungkan tentang cinta kasih, melaksanakan sila dan menjaga pikiran. Pada malam hari, sebelum tidur, renungkan bahwa satu hari telah berlalu. Suatu hari saya akan menjadi tua. Renungkan juga bahwa kita akan mengalami sakit dan akhirnya meninggal dunia. Menjadi tua adalah hal yang pasti. Banyak orang tidak mau merenungkan kematian karena takut menghadapi kematian.
Berusaha memikirkan yang baik sehingga pada kehidupan yang akan datang kita akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Setiap saat merupakan waktu yang sangat berharga dan penting dalam kehidupan ini. Satu menit Anda tidak memiliki kesadaran akan menjadi hal yang sia-sia dalam kehidupan Anda. Kehidupan lampau memang sudah berlalu. Yang paling penting adalah kehidupan kita saat ini karena kehidupan sekarang akan membantu kehidupan yang akan datang.
Anda sendiri yang menentukan kehidupan ini, apakah ingin kehidupan atas atau bawah. Jika ke bawah, akan sulit untuk bisa mendengarkan Dhamma kembali. Jika Anda tidak ingin ke bawah, berusaha untuk terus menerus menjaga diri.
Pesan ini diberikan Oleh. Sayalay Dipankara. Pada tanggal 02 Desember 2010.
Berikut ini adalah link dari center meditasi Sayalay www.cakkavala.org
Di kutip dari Majalah Connection, Newsletter BFI dan BFI-E edisi Januari 2011.
Like Fan Page ini ya teman teman : facebook.com
Bantu share artikel ini ya teman teman, agar bermanfaat bagi teman teman yang lain ya dan juga menambah KARMA BAIK teman teman.