Tanya Jawab Group WA
Cie, ulasan diatas bagus, cuma bagaimana penerapannya ya? Apakah supaya tdk ada kontak yg menimbulkan perasaan, keinginan dan kemelekatan dan kamma, apakah berarti kita hrs jadi pertapa atau bhiksu ya? Bgm penerapannya dalam kehidupan sehari2 sbg umat awam ya? Apakah = hidup tanpa keinginan (secara materi) yg penting berbuat kamma baik dg melakukan dana sila dan samadi?
[10:25 PM, 6/30/2017] Budi Widjaja Photo Buddhis: Ok ini baru baca, mungkin sy coba jelaskan pandangan sy pribadi ya, kl yg lain punya persepsi yg berbeda silahkan juga disampaikan un pembelajaran bersama.
1. Ulasan ci Ani, adlh penjelasan fakta ttg hukum sebab akibat. Hanya penjelasan, jd bukan ttg penerapan. Menjelaskan ttg alur yg lbh detil bagaimana sebab akibat muncul.
2. Penerapan dlm kehidupan kunci utama nya ada di samadhi, ketika samadhi kita kuat, kita masuk dlm vipasana (menyelidiki) , disana kita bs melihat nama rupa dan lain nya yg menjadi dasar dr hukum td. Dan disana lah kita bs melepas, mengikis kilesa sedikit demi sedikit dgn kesadaran sehingga akhirnya kita mencapai nibbana.
3. Tetapi sebagai umat awam, atau perumah tangga, tentunya kondisi dan rintangan akan lbh besar dibandingkan sangha yg hidup dlm kondisi yg melindungi diri nya un terus berlatih. Nah sebagai perumah tangga , kita mungkin bs mencoba mengikis kilesa yg lbh kasar, yg lbh terlihat kasat mata, sembari terus ber aditana un bs terus meningkat baik dlm kehidupan ini / nanti, spt naik tangga.
Memiliki keinginan boleh2 aja, seperti keinginan un mencapai nibana. Tetapi ketika kita melekat pada keinginan, itu lah yg menjadi masalah. Sementara keinginan un umat awam dibutuhkan sebagai motivasi
Mungkin akan lbh mudah kl sy ilustrasikan spt ini,
Seperti naik mobil ke bogor (nibanna).
- perlu mempelajari dan membuktikan kebenaran dhamma, spt mempelajari dimana gas, rem, ban , dll dr bagian si mobil sehingga kita merasa aman mengendarai.
- diperlukan sim, yaitu silla , agar kita tdk melanggar dan menyebabkan munculnya pelanggaran yg berakibat pada kamma buruk sehingga menyebabkan kemunduran kita un berlatih.
- dibutuhkan ketenangan , samadhi, sehingga kita bs fokus dan lbh jelas melihat jalan / lubang di dpn.
- dibutuhkan bbm, parami yg didapat melalui ber dana.
Jadi kl boleh disingkat, un umat awam, pelatihan/ penerapan nya:
- jalan tengah berunsur 8 (silla dan samadhi)
- dan menanam dana kamma baik sebanyak2 nya sehingga bensin nya cukup.
Jadi apakah masih ada keinginan? 😄😄😄
Contoh kasus soal keinginan:
Saya mau beli tas, karena?
Sy butuh tas un membawa barang sy, sehingga sy bs membabarkan dhamma. "Keinginan"
Sy mau beli tas krn tas itu bagus dan sy blm cukup dgn 10 tas yg saya punya. "Nafsu - kemelekatan"