"Berhala"
"Berhala"
Pada tahap awal, meskipun umat Buddha tidak menyembah patung, tidak menyembah batu besar, tidak menyembah pohon, tetapi umat Buddha bisa juga punya berhala. Berhalanya adalah hukum karma.
Pada tahap awal ini Hukum Karma menjadi berhala, artinya : Takut berbuat jahat supaya nanti tidak menderita, senang berbuat baik supaya makmur, selamat, lancar dan sebagainya. Dia melekat pada Hukum Karma.
Hukum Karma dijadikan berhala. Ya, kalau tidak hati-hati hukum karma juga bisa menjadi berhala. Tetapi bila kemudian batinnya sudah berkembang, dia sadar bahwa Hukum Karma itu sesuatu yang sudah pasti, maka tidak usah lagi dia mengharap-harap buah dari perbuatan-perbuatan baiknya itu.
Buah atau akibat kebajikan itu sudah pasti kebahagiaan. Jadi kalau sekarang kita berbuat baik, menolong, beramal, lakukanlah untuk membersihkan kekotoran batin, supaya nanti usaha mencapai kesucian atau kebebasan menjadi maju. Apakah Anda ingin makmur, ingin sejahtera, tidak usah dipikir pasti akan datang sendiri. Lebih baik berbuat kebaikan untuk meningkatkan kesucian. Persoalan kemakmuran, kesejahteraan itu akan datang otomatis karena hukum karma itu, dikenal atau tidak dikenal, akan berlaku pada semua makhluk dengan pasti, berlaku jg bagi para dewa.
(Perubahan, Y.M Sri Pannyavaro Mahathera)