Kematian secara Buddhis
Kematian secara Buddhis , khususnya manusia: hadayavatthu (tempat munculnya citta/kesadaran) sudah padam shg cuti citta (kesadaran ajal/yg mengahiri kehidupan) sudah terjadi. Hadaya vatthu bukan otak, bukan jantung, tetapi di sekitar jantung tempat terbentuknya darah segar baru (menurut kitab aṭṭhakathā), di Tipiṭaka ditak disebut spesifik tp disebut di daerah tengah dr tubuh manusia. Hadaya vatthu adalah kammajarupa (materi hasil kamma) yg kekuatannya mostly sangat tergantung kamma dan jangka waktu bertahannya juga sesuai kamma2 yg mendukung seseorang hidup di kehidupan tsb sejak paṭisandhi, walau sebagian dipengaruhi makanan, pikiran, lingkungan yg bisa sementara memengaruhi agak lama bertahan..dan jika tidak ada faktor kamma lain yg "memaksa" kehancurannya..
Permintaan pak Lee memilih tidak memakai alat pacu dsb, sebagai kamma bisa beberapa kemungkinan: 1. Jika ia tidak mau (krn "batin tak enak"/tidak senang) atas penderitaan itu, maka hanya saat itu ia berpikiran dosa mūla citta... 2. Jika ia tak enak (perasaan tak senang) melihat keluarganya jd repot, juga hanya saat itu dosa mūla citta... 3. Jika ia "kasihan" kpd keluarganya dg prediksi spt pengalaman saudara2nya yg menderita melakukan itu dan pak Lee ingin meringankan penderitaan keluarganya, maka hanya saat itu mahakusala citta..
Secara medis yg disebut mati berhentinya detak jantung. Kalau batang otak mati biasanya koma masih disebut hidup.
Apa definisi sebuah kematian?
Mati batang otak secara medis mati, tapi tetap ada nafas, tetap ada detak jantung.
Menurut Pak Selamat :
Jika seperti pak Lee menimpa kita, yang kita upayakan adlh menjaga pikiran / kamma baik tetap berlangsung... Jika spt anak/keluarganya menimpa kita, jagalah keberlangsungan kebaiklan kpd orang tua.. Tidak mudah jika tidak dibiasakan sepanjang masih hidup, melakukan kebaikan dg tulus thd orang tua tanpa keterikatan (melekat) dg kebijaksanaan komprehensif...:)
Kebijaksanaan komprehensif : memahami hakikat penyakit itu, memahami hakikat berbakti, memahami hakikat sayangnya ortu thd anak, impact2nya dsb yg tentu butuh latihan sejak keduanya masih bersama dan hidup.. Jd perlu ditumbuhkan shg ketika keputusan, sudah bagus dan tidak ada keterpaksaan akusala citta yg "bersembunyi" dlm alibi seolah kusala
Padamnya hadaya vatthu dan terjadinya cuti citta, tidak terdeteksi secara kasat mata maupun alat detektor kedokteran yang canggih.