Pertanyaan
Namo Buddhaya,
Pertanyaan saya adalah :
1. Mengapa manusia dilahirkan ? Untuk apa ?
2. Apa perbedaan belajar Agama Buddha dengan menyembah / berdoa pada Buddha ?
Terima kasih.
Jawaban:
1. Dalam pengertian Buddhis, manusia bukanlah dilahirkan melainkan manusia
TERLAHIR.
Ia terlahir karena ia harus memetik buah kamma atau akibat perilakunya dari berbagai
kehidupan yang sebelumnya. Ia belum mampu mengendalikan semua keinginannya di
kehidupan yang lalu. Oleh karena itu, setelah terlahirkan, manusia hendaknya berusaha
keras melaksanakan Ajaran Sang Buddha. Dengan perjuangan yang tekun dan penuh
semangat, barulah setahap demi setahap manusia dapat mengendalikan keinginannya.
Apabila pada akhirnya ia dapat mengendalikan secara total keinginan yang ia miliki,
maka lenyap pula dari dirinya segala bentuk ketamakan, kebencian dan kegelapan batin.
Kondisi lenyapnya ketiga akar perbuatan ini disebut dengan pencapaian kesucian atau
Nibbana. Ia yang telah mencapai kesucian, tidak akan terlahirkan kembali melalui rahim
manapun juga. Kematian dalam kehidupan ini menjadi kematian yang terakhir. Inilah
tujuan tertinggi seseorang mengikuti Ajaran Sang Buddha.
2. Belajar Agama Buddha adalah menekuni Ajaran Sang Buddha yang disebut dengan
Buddha Dhamma dan berusaha dengan sungguh-sungguh melaksanakan AjaranNya.
Tujuan akhir seseorang belajar serta melaksanakan Ajaran Sang Buddha adalah mencapai
kebebasan dari lingkaran kelahiran kembali atau mencapai kesucian.
Adapun menyembah / berdoa kepada Sang Buddha merupakan perwujudan dari tradisi
tempat Ajaran Sang Buddha berkembang. Doa atau melakukan upacara ritual kepada
Sang Buddha, dalam hal ini arca Sang Buddha, bukanlah ajaran Sang Buddha.
Seseorang yang melaksanakan Ajaran Sang Buddha tidak harus melakukan upacara ritual
menurut tradisi yang ada dalam Agama Buddha.
Oleh karena itu, seseorang yang menjadi bijaksana dalam bertindak, berucap maupun
berpikir adalah orang yang melaksanakan Ajaran Sang Buddha tanpa harus menunjuk
kepada orang yang rajin melaksanakan upacara ritual atau doa di depan altar Sang
Buddha.
Semoga jawaban ini bermanfaat dan memberikan semangat untuk melaksanakan Ajaran
Sang Buddha melebihi melakukan upacara ritual keagamaan belaka.
Semoga selalu berbahagia.
Salam metta,
B. Uttamo