Hidup bagaikan cermin
Hidup bagaikan cermin
Hidup ini bagaikan cermin apabila perlakuan orang lain buruk padamu berarti memang kamu juga buruk, apabila pantulannya baik memang kamu juga baik.
Apabila kamu baik pada orang lain sedangkan orang lain tidk baik itu urusan mereka, tapi kalau kamu tidak baik dan orang lain baik belajarlah untuk ingat kebaikan orang lain dan balaslah kebaikan dengan kebaikan karena itu untuk kebaikanmu sendiri.
Perlakukan orang lain seperti kamu ingin diperlakukan dan apabila dirimu tidak ingin diperlakukan dengan tidak baik maka jangan memperlakukan orang lain dengan tidak baik.
Berbuat baiklah karena itu untuk kebaikanmu sendiri bukan untuk kebaikan orang lain. Karena kebaikanmulah orang lain baik padamu.
Achan Tej
Pertapaan Giri Vana
Wonosalam, Jombang
[8:33 AM, 12/28/2016]+62 857-8181-2800:"Berhala"
Pada tahap awal, meskipun umat Buddha tidak menyembah patung, tidak menyembah batu besar, tidak menyembah pohon, tetapi umat Buddha bisa juga punya berhala. Berhalanya adalah hukum karma.
Pada tahap awal ini Hukum Karma menjadi berhala, artinya : Takut berbuat jahat supaya nanti tidak menderita, senang berbuat baik supaya makmur, selamat, lancar dan sebagainya. Dia melekat pada Hukum Karma.
Hukum Karma dijadikan berhala. Ya, kalau tidak hati-hati hukum karma juga bisa menjadi berhala. Tetapi bila kemudian batinnya sudah berkembang, dia sadar bahwa Hukum Karma itu sesuatu yang sudah pasti, maka tidak usah lagi dia mengharap-harap buah dari perbuatan-perbuatan baiknya itu.
Buah atau akibat kebajikan itu sudah pasti kebahagiaan. Jadi kalau sekarang kita berbuat baik, menolong, beramal, lakukanlah untuk membersihkan kekotoran batin, supaya nanti usaha mencapai kesucian atau kebebasan menjadi maju. Apakah Anda ingin makmur, ingin sejahtera, tidak usah dipikir pasti akan datang sendiri. Lebih baik berbuat kebaikan untuk meningkatkan kesucian. Persoalan kemakmuran, kesejahteraan itu akan datang otomatis karena hukum karma itu, dikenal atau tidak dikenal, akan berlaku pada semua makhluk dengan pasti, berlaku jg bagi para dewa.
(Perubahan, Y.M Sri Pannyavaro Mahathera)