SUARA GADUH ITU

Namaste Sotthi hontu.
Pagi bahagia. Pagi penuh senyum ceria dgn rasa syukur dan berkah.

"-SUARA GADUH ITU..."

Suatu hari saya bermeditasi dirumah ubud yang sedang di renovasi besar. suara palu, gergaji dan peralatan tukang lainnya saling bersautan secara stereo.
saya tidak merasa terganggu dan tetap tenang, karena saya menerima bahwa apa yang terjadi saat ini akan membuat rumah yang saya tempati menjadi lebih luas.

Beberapa waktu kemudian di sebuah hutan yang asri dengan semua atmosfer yang mendukung, saya duduk bermeditasi dan mendengar dikejahuan sebuah suara mesin. saya menduga suara mesin pemotong pohon yang sangat samar, itupun baru bisa saya dengar ketika keheningan mulai memeluk diri ini.
setelah dugaan saya muncul, kekacauan pikiran menculik keheningan yang ada, konsentrasi saya buyar dan tak lama kemudian saya menghentikan meditasi saya.

Bukan keributan di luar namun kegaduhan di dalam lah yang membuat saya tidak bisa bermeditasi dengan hening.

Begitupulah bila seseorang kentut didepan saya sewaktu saya bermeditasi , bukan kentut yang mengganngu saya, bukan juga hinaan yang mengganggu diri melainkan sesuatu yang ada di dalam.

kita paling tidak punya dua cara dalam mengahadapi apapun.
yang pertama adalah menghilangkan penghalang yang berpoternsi mengganggu apa yang saya inginkan dan yang kedua memberdayakan diri agar tidak terganggu pada apapun disekitar kita.

tentu tidak ada yang salah dan benar , semua di kolong langit ini memiliki konsekwensi.

seseorang bisa mencari penutup telinga untuk meditasi, membuat ruangan kedap suara, membuat peraturan di keluarganya bila ia bermeditasi seluruh anggota keluarga juga harus tenang, dan lain sebagainya.

saya lebih suka memilih cara kedua, bagi saya bila meditasi adalah sarana untuk melatih diri/ bathin , maka kentut atau suara gaduh adalah sarana istimewa untuk melatih diri ini.

hal yang sama seperti ketika seseorang mengganggu kita atau menghina keyakinan kita, bukankah itu adalah kesempatan langka untuk memanjatkan doa dan memancarkan welas asih ? (Gobind V)