1000 PERIBAHASA

1000 PERIBAHASA
1. Ada padang ada belalangArtinya: Di mana pun kita berada, niscaya ada rezeki.
2. Ada nyawa, nyawa ikan: seseorang dalam kondisi payah; masih hidup belum mati, tetapi salah sedikit nyawa melayang.
3. Ada nyawa ada rezeki: selama masih hidup maka seseorang akan tetap mendapat rezeki.
4. Ada gula ada semut:beberapa hal di dunia ini amat sulit atau bahkan mustahil disembunyikan.
5. Ada gula ada semut:beberapa hal di dunia ini amat sulit atau bahkan mustahil disembunyikan.
6. Ada air ada ikanArtinya: di manapun seseorang itu berusaha, tentu ada rezeki.
7. Ada batang ada cendawan ada cendawan tumbuhArtinya: Di mana pun kita berada, niscaya ada rezeki.
8. Ada asap ada apiArtinya:Beberapa hal di dunia ini amat sulit atau bahkan mustahil disembunyikan.
9. Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang: Bila sedang berhadapan bermulut manis, tetapi bila berbelakang lain perkataannya.
10. Ada air ada ikanArtinya: di manapun seseorang itu berusaha, tentu ada rezeki.
11. Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan: segala kesusahan dan kesenangan ditanggung bersama.
12. Adapun manikam itu jikalau jatuh ke dalam lumpur sekalipun, niscaya tiada akan hilang cahayanya; artinya, orang yang berasal baik itu, kalau bercampur dengan orang jahat atau jika ia menjadi orang melarat sekalipun, sifat dan bahasanya akan tetap baik
13. Adakah duri dipertajam: apakah ada orang yang menolong untuk memperkuat musuhnya?
14. Adakah dari telaga yang jernih mengalir air yang keruh?: adakah dari mulut orang yang baik keluar perkataan-perkataan yang keji?
15. Adakah air dalam tong itu berkocak, melainkan air yang setengah tong itu juga yang berkocak;artinya : orang yang pandai, tidak akan sombong hanya orang yang bodoh jua yang mau berbuat demikian.
16. "Ada sampan hendak berenang."Artinya :Sengaja berpayah-payah padahal sebenarnya tidak perlu berbuat begitu
17. Ada umur ada rezeki: selama masih hidup rezeki dari Tuhan selalu ada.
18. Ada udang di balik batu:jika seseorang kelihatannya berbuat baik, belum tentu hatinya tulus. Bisa jadi ia memiliki maksud-maksud tertentu atau tersembunyi.
19. ada ubi ada talas, ada budi ada balas: Setiap perbuatan baik selalu ada ganjaran kebaikannya; setiap perbuatan jahat pasti ada balasannya
20. Ada uang abang sayang, tak ada uang abang melayang: kalau orang yang dicintai/dikasihi dapat rezeki maka orang tersebut akan dikasihi, dibelai, dimanja dan kalau rezeki berkurang dan tidak ada penambahan bahkan tidak ada maka orang tersebut tidak lagi dihiraukan (tidak disayang, dimanja lagi).
21. Adat air cair, adat api panasArtinya:Tabiat; sudah demikianlah adanya.
22. Adat menyabung, adat gelanggang: peraturan.
23. Adat lama pusaka using Artinya: Adat atau kebiasaan yang tetap atau tidak berubah sejak dahulu hingga sekarang.
24. Adat juara kalah menang, adat saudagar laba rugi: sudah menjadi sesuatu yang lumrah, ada kalanya kita berjaya, ada masanya kita gagal. Janganlah kita berputus asa, tetapi terus mencoba sehingga mendapat kejayaan.
25. Adat hidup tolong-menolong, syariat palu-memalu: dalam kehidupan setiap hari kita haruslah saling tolong menolong.
26. Adat gajah terdorong Artinya: Orang yang berkuasa biasanya menyalahgunakan kekuasaannya.
27. Adat bersendi syarak, syarak bersendi adatArtinya:Segala pekerjaan hendaklah selalu mengingat aturan adat dan agama (jangan bertentangan satu dengan yang lain).
28. Adat ayam ke lesung, adat itik ke pelimbahan:tabiat yang turun temurun, sukar sekali mengubahnya.
29. Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragamArtinya:Masa muda dan baru semua rasanya indah, apabila sudah lama dan tua semua rasanya siksa.
30. Air diminum serasa duri dapar berarti :suasana hati yang sangat bersedih.
31. Air di daun talas:ketidakcocokan antara dua orang, seperti air yang ditaruh di atas daun talas akan terpisah
32. Air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga:perihal tabiat seseorang yang tak pernah bisa diubah.
33. Air besar batu bersibak: bila terjadi perselisihan antara dua kaum atau bangsa, maka dua orang yang bersahabat antara kedua kaum atau bangsa tersebut biasanya akan memihak pada kaum atau bangsanya masing-masing
34. Air beriak tanda tak dalam:orang yang banyak bicara biasanya tidak berilmu.
35. Adat teluk timbunan kapal, adat gunung tepatan kabut: bila meminta hendaknya kepada orang yang kaya, dan bila bertanya hendaknya kepada orang pandai
36. Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung:Artinya: Setiap perbuatan ada aturannya sendiri.
37. Adat rimba raya, siapa berani ditaati: Kehidupan manusia yang menggunakan kekerasan atau kepuasan saja, dan tidak menggunakan akal
38. Adat periuk berkerat, adat lesung berdedak: tidak ada manusia yang sempurna, pasti ada kelebihan dan kekurangan
39. Adat pasang berturun naik: nasib seseorang tidak selalu tetap, senang dan susah silih berganti.
40. adat negeri memagar negeri, adat berkampung memagar kampungArtinya: Orang yang suka berkorban untuk negeri dan bangsanya.
41. Air ditetak takkan putus: orang berkeluarga tak dapat dibuat bermusuhan selama-lamanya.
42. Air tenang menghanyutkanArtinya:Orang yang pendiam biasanya memiliki banyak pengetahuan.
43. Air susu dibalas dengan air tuba: perbuatan baik terhadap seseorang dibalas dengan perbuatan jahat.Air susu dibalas dengan air tuba : Kebaikan dibalas dengan kejahatan.
44. Air sama air kelak menjadi satu, sampah itu ke tepi juga: bila terjadi perselisihan keluarga, akan mudah berbaik kembali, atau bersatu lagi
45. Air pun ada pasang surutnya: untung dan malang itu berganti-ganti; tak selamanya senang
46. Air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut: kita hendaknya menurutkan adat (kebiasaan) negeri atau daerah masing-masing.
47. Air mata jatuh ke perut: sangat bersedih hati tetapi ditahan/disimpan saja
48. Air jernih ikannya jinak: negeri yang aman makmur dan penduduknya ramah-ramah terhadap orang asing/pendatang.
49. Air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga:perihal tabiat seseorang yang tak pernah bisa diubah.
50. Air tenang jangan disangka tiada buayanya: orang pendiam jangan disangka penakut.
51. Alah membeli menang memakai: membeli barang bagus tetapi mahal masih lebih menguntungkan daripada membeli barang murah tapi cepat rusak.
52. Alah limau oleh benalu: orang yang menyusahkan atau merugikan hidup orang tempat dia menumpang.
53. Alah bisa karena biasa artinya:Perbuatan buruk menjadi tidak terasa lagi keburukannya bila telah biasa dilakukan (misalnya:berdusta, berjudi, bermabuk-mabukan, berzina, menipu).
54. Akal tak sekali tiba, runding tak sekali datang: tak ada sesuatu yang terus menjadi sempurna, mesti secara berangsur-angsur
55. Akal akar berpulas tak patah: orang yang pandai tak akan mudah terkalahkan dalam perdebatan
56. Air yang tenang jangan disangka tak berbuaya: seseorang yang diam tenang jangan dianggap tidak berisi/berilmu
57. Air yang dingin juga yang memadami api: perkataan yang lemah lembut juga yang dapat menyejukkan hati orang yang sedang marah.
58. Air udik sungai semua teluk diranai: orang boros yang ketika sedang mempunyai uang, semuanya hendak dibeli; tidak memilih
59. Alah sabung menang sorak: Walaupun sudah kalah, namun masih juga berani menyombongkan diri.
60. Angan-angan mengikat tubuh: angan-angan atau khayalan yang menyusahkan diri sendiri saja
61. Anak seorang, penaka tidak: seorang anak tunggal yang sangat dimanjakan karena orang tuanya sangat takut kehilangan anak semata wayang.
62. Anak polah bapa kepradah: apa-apa yang dilakukan oleh seorang anak, imbasnya pasti orang tua yang menanggung.
63. Anak harimau tidak akan jadi anak kambing: anak orang besar biasanya menjadi orang besar juga
64. Anak dipangku, kemenakan (keponakan) dibimbing: baik anak kandung maupun anak kaum kerabat harus tetap diperhatikan.
65. Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan: selalu mengurusi urusan orang lain tanpa menghiraukan urusan sendiri.
66. Anak cantik, menantu molek: keuntungan yang banyak/berganda-ganda.
67. Anak anjing bolehkah menjadi anak musang jebat: anak orang hina dina dapatkah menjadi orang baik-baik?
68. Alang berjawab, tepuk berbalas: kebaikan dibalas dengan kebaikan, kejahatan dibalas dengan kejahatan.
69. Angan lalu paham tertumbuk: menurut hemat pikiran dapat dilakukan, namun ketika pelaksanaannya ternyata tidak mudah, sehingga kehilangan akal.
70. Apa yang ditanam itulah yang tumbuh: kejahatan akan mendapat balasan kejahatan sedangkan kebaikan akan mendapat balasan kebaikan pula.
71. Apa yang ditanam itulah yang tumbuh: kejahatan akan mendapat balasan kejahatan sedangkan kebaikan akan mendapat balasan kebaikan pula.
72. Antah berkumpul sama antah, beras sama beras: setiap orang akan berusaha mencari teman/orang yang setingkat, sekedudukan atau sederajat dengan dirinya.
73. Anjing menyalak takkan menggigit: orang yang kelihatannya galak biasanya tidak berbahaya
74. Anjing mengulangi bangkai: lelaki bejat yang tak bosan-bosannya mendatangi perempuan jalang (pelacur).
75. Anjing menggongong, kafilah berlalu: membiarkan orang lain berbicara, mencemooh atau mempergunjingkan seseorang. Tetapi janganlah kita hiraukan, biarkan saja.
76. Anjing galak berani babi: bertemu lawan yang sama-sama berani.
77. Anjing ditepuk, menjungkit ekor: orang yang tidak berbudi, jika dihormati menjadi sombong.
78. Anjing diberi makan nasi, bilakah kenyang: orang yang loba, rakus dan tamak tidak pernah puas dengan keuntungan yang diperolehnya.
79. Angkuh terbawa, tampan tinggal: orang yang suka bersolek dan berlaga seperti orang cantik/tampan padahal tidak sesuai dengan dirinya
80. Angin yang berputar, ombak yang bersabung: kesukaran yang maha hebat
81. Angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam: rahasia tak selamanya dapat disembunyikan, suatu saat akan terbongkar juga.
82. Api kecil baik padam: basmilah/perangilah kejahatan tatkala wujudnya masih kecil
83. Awak kalah gelanggang usai: sial sekali; tidak mempunyai kesempatan untuk membalas kekalahan.
84. Atap ijuk perabung upih:dua perkara yang tidak sepadan/tidak cocok.
85. Atap ijuk perabung timah:dua perkara yang sepadan/cocok.
86. Asam di gunung garam di laut bertemu dalam satu belanga: jodoh seseorang bisa saja berasal dari tempat yang jauh, tetapi bertemu juga.Peribahasa ini juga menghibur hati orang yang belum berjodoh untuk tidak patah semangat.
87. Asal insang, ikanlah: orang yang tidak memilih-milih pekerjaan atau istri.
88. Asal ayam ke lesung, asal itik ke pelimbahan:tabiat yang turun temurun, sukar sekali mengubahnya.
89. Asal ada, kecil pun padaArtinya:Lebih baik mendapat sedikit daripada tidak sama sekali.
90. Arang tersapu dimuka: beroleh malu.
91. Arang itu jikalau dibasuh dengan air mawar sekalipun tidak akan putih: orang yang sangat jahat sebagaimanapun dinasehati tidak akan berubah kelakuannya
92. Arang habis besi binasa: sia-sia, walaupun telah mengeluarkan banyak biaya/usaha.
93. Api padam puntung hanyut: perkara/cerita sudah selesai; tak ada lanjutannya lagi.
94. Api padam puntung berasap: keputusan telah dijatuhkan lalu datang dakwaan baru lagi.
95. Awak rendah sangkutan tinggi: besar belanja atau pengeluaran daripada pendapatan/penghasilan.
96. Ayam putih terbang siang: perkara/persoalan yang sudah jelas bukti-buktinya
97. Ayam menang kampung tergadai: kesialan yang tak tanggung-tanggung; sangat sial.
98. Ayam hitam terbang malam: perkara/persoalan yang gelap, sukar sekali ditelusuri dan diperoleh keterangan.
99. Ayam ditambat disambar elang: sial sekali, istri/tunangan dilarikan orang.
100. Ayam bertelur di atas padi mati kelaparan: orang yang bersuamikan/beristrikan orang kaya namun hidupnya tetap susah juga. orang yang menderita di tempat yang berkelimpahan
101. Ayam berinduk, sirih berjunjung: kalau bekerja bersama-sama sebaiknya ada yang memimpin.
102. Awak sakit daging menimbun, sakit kepala panjang rambut: menyembunyikan kesenangan hidup dari pandangan orang.
103. Bagai api dengan rabuk: berbahaya sekali bila diperdekatkan (misalnya : seperti gadis dengan jejaka).
104. Bagai api dengan asap:tak dapat bercerai lagi/selalu bersama-sama
105. Bagai anjing menyalak di ekor gajah: orang yang hina dan lemah hendak melawan orang yang besar dan kuat, tentu tak akan berhasil.
106. Bagai anjing melintang denai: sangat gembira
107. Bagai anjing beranak enam: orang yang sangat kurus sekali
108. Bagai alu pencungkil duri: pekerjaan yang sia-sia atau tidak mungkin dilakukan.
109. Bagai air titik ke batu: sukar sekali memberi nasihat kepada orang jahat.
110. Bagai air di daun talas:ketidakcocokan antara dua orang, seperti air yang ditaruh di atas daun talas akan terpisah
111. "Bagai air dengan minyak" artinya dua hal yang tidak bisa dipersatukan.
112. Badak makan anaknya:laki-laki yang merusakkan anaknya sendiri
113. Badai pasti berlalu artinya segala penderitaan pasti ada akhirnya.
114. Bagai aur dengan tebing: saling tolong menolong; saling membantu
115. Bagai aur di atas bukit: sukar disembunyikan oleh sebab mudah sekali dilihat orang.
116. Bagai ayam bertelur di padi: seseorang yang menyenangi hidup senang dan mewah.
117. Bagai ayam lepas bertaji: serba berbahaya; dilepas berbahaya, ikut dicampuri juga berbahaya
118. Bagai bara dalam sekam:perbuatan jahat yang tak tampak
119. Bagai babi merasa gulai:orang kecil yang beristrikan perempuan bangsawan;
120. Bagai bertanak di kuali: biaya yang dikeluarkan terlalu besar sehingga hasil yang diperoleh menjadi sedikit
121. Bagai bulan kesiangan: paras rupa yang pucat (karena sakit ataupun patah hati).
122. Bagai bumi dan langit: dua hal yang mempunyai perbedaan yang sangat jauh. Contoh: Naik sepeda dengan naik mobil, kecepatannya "bagai bumi dan langit".
123. Bagai cendawan dibasuh: dikatakan kepada orang yang mukanya tiba-tiba berubah pucat sekali karena mendapat malu besar.
124. Bagai denai gajah lalu; kerusakan yang besar.
125. Bagai diiris dengan sembilu: suasana hati yang sangat pedih/sakit hati teramat sangat.
126. Bagai getah dibawa ke semak: perkara yang makin bertambah kusut.
127. Bagai hujan jatuh ke pasir:nasihat yang diberi tidak berbekas
128. Bagai inai dengan kuku: tidak pernah bercerai; tidak terpisahkan.
129. Bagai jampuk kesiangan: bingung; kehilangan akal tak tahu apa yang hendak diperbuat.
130. Bagai kacang lupa akan kulitnya: seseorang yang lupa akan asal-usulnya. Terutama seseorang yang berasal dari desa dan pergi ke kota, menjadi kaya atau memiliki jabatan tinggi, dan lupa daratan
131. Bagai kambing dihela ke air: orang yang sangat enggan melaksanakan pekerjaan yang disuruhkan kepadanya.
132. Bagai kambing harga dua kupang: anak remaja (terutama anak perempuan) yang merasa dirinya sudah besar.
133. Bagai katak dalam tempurung:seseorang yang wawasannya kurang luas, bodoh, picik.
134. Bagai keluang bebar petang: berduyun-duyun, banyak sekali berkeliaran kesana kemari.
135. Bagai kena jelatang: orang yang sangat gelisah.
136. Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau: sangat sengsara; hidup melarat.
137. Bagai kerbau dicocok hidung: orang yang tidak punya pendirian atau hanya mengikut/mengekor saja.
138. Bagai kucing dengan panggang: berbahaya bila diperdekatkan (misalkan: lelaki dengan perempuan).
139. Bagai kucing dibawakan lidi: sangat ketakutan.
140. Bagai kucing menjemput api: kalau disuruh tetapi tidak kembali lagi.
141. Bagai kucing tak bermisai:orang besar atau pejabat yang sudah berhenti dari jabatannya dan tidak ditakuti lagi
142. Bagai kucing tidur dibantal: sangat sejahtera; tidak takut akan kekurangan (rezeki, makanan, dll).
143. Bagai kuku dengan daging: selalu bersama-sama; dua orang yang tidak dapat terpisahkan (kekasih, sahabat karib, suami-istri).
144. Bagai kura dengan isi: sukar diceraikan; tidak pernah bercerai.
145. Bagai melepaskan anjing terjepit: tak tahu berterima kasih; sudah ditolong malah kita dimusuhinya.
146. Bagai membandarkan air ke bukit: mengerjakan sesuatu yang sulit dikerjakan atau sia-sia.
147. Bagai meminum air bercacing: seseorang yang enggan diajak mengerjakan sesuatu pekerjaan.
148. Bagai menampung air dengan limas pesuk:perempuan yang pemboros; tak tersimpan sedikitpun harta pencaharian suami akibat keborosan istrinya;
149. Bagai mencincang air: melakukan perbuatan atau pekerjaan yang sia-sia.
150. Bagai mendapat durian runtuh: mendapatkan sesuatu tanpa disangka-sangka; memperoleh rezeki yang tak disangka.
151. Bagai mendapat gunung intan: sangat girang.
152. Bagai menegakkan benang basah artinya melakukan suatu pekerjaan yang mustahil akan berhasil, misalnya berusaha memenangkan perkara yang sudah jelas-jelas salah.
153. Bagai menggantang anak ayam: perbuatan yang sia-sia; pekerjaan yang sangat sukar.
154. Bagai mentimun dengan durian: orang yang lemah tidak berdaya untuk melawan orang yang berkuasa.
155. Bagai musang berbulu ayam:orang jahat yang berpura-pura baik
156. Bagai musuh dalam selimut:orang terdekat yang diam-diam berkhianat
157. Bagai orang kena miang: sangat gelisah karena mendapat malu ditengah orang banyak.
158. Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk artinya:semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya
159. Bagai pagar makan tanaman : yang disuruh menjaga / mengawasi justru mengambil barang yang dijaga / diawasinya itu.
160. Bagai pelanduk di cerang rimba: sangat ketakutan; bingung tak tahu mau berbuat apa; kehilangan akal.
161. Bagai pelita kehabisan minyak:sesuatu yang hampir mati
162. Bagai pinang dibelah dua:dua orang atau hal yang sama, dan tidak terlihat bedanya.
163. Bagai pintu tak berpasak, perahu tak berkemudi sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya dibelakang hari.
164. Bagai pungguk merindukan bulan: seseorang yang mencintai kekasihnya tetapi cintanya tidak berbala
165. Bagai roda berputar:Yang kaya jatuh ke miskin dan yang miskin menjelit ke kaya
166. Bagai semang kehilangan induk: orang yang bingung, tidak tahu tujuan karena kehilangan petunjuk/panutan.
167. Bagai tanduk diberkas sukar bersatu karena berbeda paham dan pandangan.
168. Bagai telur di ujung tanduk : keadaan yang sangat membahayakan (kritis/genting).
169. Bagaimana biduk, bagaimana pengayuh:bagaimana orang tua begitulah anaknya
170. Bagaimana bunyi gendang, begitulah tepuk tarinya artinya menurut saja apa yang diperintahkan.
171. Bagaimana hari takkan hujan, katak betung berteriak selalu:seseorang lelaki yang selalu datang kerumah perempuan dengan maksud tertentu, akhirnya kesampaian juga maksudnya
172. Bahasa menunjukkan bangsa:tabiat seseorang dapat dilihat dari cara bertutur kata mereka
173. Bajak lalu ditanah yang lembut: orang yang lemah juga yang menjadi korban kecurangan atau kelaliman.
174. Baji dahan pembelah batang orang kepercayaan kita yang kerap kali merugikan kita.
175. Bakar air ambil abunya pekerjaan yang tidak akan pernah berhasil.
176. Barang tergenggam jatuh terlepas bernasib sial, sesuatu yang sudah dimiliki hilang lagi.
177. Batu di pulau tiada berkajang jangan mengerjakan pekerjaan yang sia-sia, yang kecil kemungkinan untuk berhasil.
178. Bayang-bayang sepanjang badan belanja/pengeluaran hendaklah sesuai dengan keadaan dan kemampuannya.
179. Bayang-bayang sepanjang tubuh, selimut sepanjang badan: bijaksana dalam memberi perintah, sesuai dengan yang diperintahkan.
180. Bayang-bayang tidak sepanjang badan: berbuat sesuatu melebihi wewenangnya.
181. Beban berat, senggulung batu artinya pekerjaan / tanggungan cukup berat namun orang yang membantu ternyata malas / bodoh-bodoh semua
182. "Belajar di yang pintar, berguru di yang pandai" artinya tuntutlah ilmu dari sumber yang tepat.
183. Belalang dapat menuai artinya sesuatu yang mudah sekali didapat sehingga menjadi tidak berharga.
184. Belum beranak sudah ditimang artinya sudah bersenang-senang terlebih dahulu sebelum mencapai tujuan.
185. Belum bergigi hendak mengunyah artinya belum mempunyai kekuasaan sudah hendak bertindak.
186. Belum bertaji hendak berkokok artinya belum mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup sudah menyombongkan diri.
187. Belum diajun sudah tertarung: baru akan mulai melakukan pekerjaan, sudah mendapatkan kemalangan
188. Belum dipanjat asap kemenyan artinya umur sudah cukup tapi belum juga menikah.
189. Belum tahu akan pedas lada : artinya anak muda yang belum mengenal pahit getirnya kehidupan.
190. Belum tentu, ayam masih disabung : artinya masih ada harapan
191. Belum tentu si upik si buyungnya : artinya belum tahu; belum pasti bagaimana keadaannya.
192. Bengkok sedikit tak terluruskan : artinya sangat keras kepala; tak mau mendengar nasihat orang.
193. Benih yang baik tak memilih tanah : artinya orang yang berbakat dimanapun dia berada pasti akan maju.
194. Beraja dihati bersutan dimata artinya hanya menuruti kemauan sendiri saja.
195. Berakal ke lutut, berontak ke empu kaki artinya Bertindak semaunya sendiri tanpa menghiraukan orang lain.
196. Beranak kandung beranak tiri artinya:Tidak adil
197. Beranak menurut kata bidan artinya orang harus mendengar nasihat dari orang yang lebih tahu/ paham.
198. Beranak tak berbidan artinya:Orang yang melakukan perbuatan gila-gilaan.
199. Berani karena benar, takut karena salah:seseorang yang jujur pasti akan berani untuk mengatakan hal yang sebenarnya, tetapi seseorang yang berbohong akan takut ketika ditanyakan hal yang sebenarnya.
200. Berapa berat mata memandang, berat jugalah bahu memikul artinya seberapa berat orang melihat penderitaan yang dialami, lebih berat orang yang langsung mengalami/menanggung penderitaan tersebut.
201. Berarak tiada berlari artinya mengerjakan pekerjaan haruslah sesuai dengan sifat pekerjaan/aturan mainnya
202. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing artinya:Se-ia sekata, sehidup semati.
203. Berbau bagai embacang artinya perbuatan yang jahat itu suatu saat akan diketahui oleh orang juga.
204. Berbelok kucing main daun artinya melakukan sesuatu dengan tangkas dan gagah.
205. Berbenak ke empu kaki artinya tidak mempunyai rasa keadilan; hanya menggunakan kekerasan saja.
206. Berdawat biar hitam artinya kalau berbuat sesuatu jangan kepalang tanggung; jangan setengah-setengah
207. Berdiang di abu dinginArtinya: Meminta pertolongan kepada orang miskin, (pasti tidak akan mendapatkan apa-apa dari saudara, tuan rumah, dan sebagainya).
208. Bergantung tiada bertali, bersalai tiada api artinya perempuan yang tidak di beri nafkah, namun tidak juga di ceraikan oleh suaminya.
209. Bergantung pada akar lapuk atau bergantung pada tali rapuh artinya mengharap suatu pertolongan dari seseorang yang kemungkinan besar tidak akan mampu.
210. Bergaduk-gaduk diri, saku-saku diterbangkan angin artinya omong besar, suka membual, tetapi kantong kosong tidak berduit.
211. Berguru dulu sebelum bergurau artinya berusaha bersusah payah dahulu barulah dapat bersenang-senang.
212. Berguru ke padang datar, dapat rusa belang kakiBerguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadiArtinya: Jika melakukan sesuatu tidak boleh tanggung-tanggung/setengah-setengah
213. Berhakim kepada beruk artinya orang yang memutuskan perkara (hakim) sangat tamak sehingga kedua belah pihak yang bersengketa mendapat kerugian.
214. Berjagung-jagung sementara padi masak artinya berhematlah dahulu sebelum mendapat keuntungan yang besar.
215. Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah artinya selalu berhati-hati / waspada dalam sebarang pekerjaan / kegiatan agar tidak mendapat kesusahan di belakang hari.
216. Berjenjang naik, bertangga turun artinya menurut aturan dan urutan yang sewajarnya.
217. Berkelahi dalam mimpi artinya mempertengkarkan sesuatu yang sudah selesai atau sesuatu yang tidak penting.
218. Berkelahi dengan perigi akhirnya mati dahaga artinya karena memusuhi orang yang dapat memberikan penghidupan/pertolongan kepada kita, akhirnya hidup kita melarat/sengsara.
219. Berkepanjangan bagai agamArtinya: Perbuatan (perkataan) yang berlarut-larut.
220. Berkerat rotan berpatah arang artinya sudah memutuskan hubungan sama sekali.
221. Berkering air ludah artinya sia-sia saja menasehati/mengajari seseorang yang tidak mau mendengarkan/orang yang keras kepala.
222. Berlayar bernakhoda, berjalan bernan-tua artinya setiap melakukan pekerjaan/usaha hendaklah menuruti nasihat orang yang lebih berpengalaman.
223. Bermain air basah, bermain api terbakarArtinya:setiap pekerjaan senantiasa ada untung ruginya.
224. Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian :Perbuatan yang walaupun terasa berat, namun dapat menghasilkan hasil yang baik di kemudian hari.
225. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh artinya:Sesuatu akan berhasil apabila dikerjakan bergotong-royong (bersama-sama).
226. Bersuluh menjemput api artinya sudah tahu masih bertanya juga.
227. Bertampuk boleh dijinjing, bertali boleh dieret artinya perjanjian yang sudah dikuatkan dengan syarat dan jaminannya.
228. Bertanam tebu di bibir artinya mempergunakan kata-kata yang manis dan muluk untuk membujuk.
229. Bertangkai boleh dijinjing artinya suatu persoalan yang sudah jelas duduk perkaranya.
230. Bertemu beliung dengan ruyung artinya antara dua orang yang bermusuhan sama-sama kuat, sama-sama gagah.
231. Bertukar beruk dengan cigak artinya yang menggantikan sama buruknya dengan yang digantikan (pejabat, kepala pemerintahan, dsbnya).
232. Besar berudu dikubangan, besar buaya dilautan artinya setiap orang berkuasa di wilayahnya masing-masing atau dibidang keahliannya.
233. Besar kapal besar pula gelombangnya artinya makin tinggi kedudukan / jabatan makin besar pula tanggung jawabnya
234. Besar kayu, besar bahannya artinya bila penghasilan besar biasanya pengeluarannya juga
235. Besar pasak daripada tiang artinya lebih besar pengeluaran daripada penghasilan; boros.
236. Betung ditanam, aur tumbuh artinya hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan.
237. Biar alah sabung asalkan menang sosok artinya biar kalah asalkan kehormatan tetap terjaga / terpelihara.
238. Biar badan penat asal hati suka biar badan terasa sakit karena menjalankan suatu pekerjaan, tetapi hati terasa bahagia.
239. Biar buruk kain dipakai, asal pandai mengambil hatiArtinya: Pakaian yang elok mudah dibeli, tidak demikian halnya dengan budi bahasa yang halus.
240. Biar dahi berlumpur asal tanduk mengena artinya biarlah bersusah payah asalkan maksud dan tujuan tercapai.
241. Biar kalah sabung asalkan menang sorak artinya:Biar kalah asal kehormatan tetap terjaga dan terpelihara
242. Biar lambat asal selamat artinya:Mengutamakan keselamatan dalam mencapai tujuan
243. Biar jatuh terletak, jangan jatuh terempas artinya kalau berhenti dari pekerjaan/jabatan lebih baik oleh karena permintaan sendiri, jangan menunggu sampai dipecat.
244. Biarlah buruk, hatinya kasih Artinya: Biar muka buruk, tapi hatinya penuh kasih sayang.
245. Biarpun kucing naik haji, pulang-pulang mengeong juga artinya kebiasaan turun temurun dari nenek moyang biasanya sukar sekali untuk diubah.
246. Bibir saya bukan diretak panas artinya:Nasihat atau ramalan yang diberikan biasanya betul.
247. Biduk lalu kiambang bertaut artinya:Perselisihan antara dua orang bersaudara tidak perlu dicampuri oleh orang lain karena sebentar juga akan berdamai.
248. Biduk upih, pengayuh bilah artinya tidak mempunyai daya upaya untuk memiliki sesuatu atau mencapai sesuatu maksud.
249. Binatang tahan palu, manusia tahan kias artinya mengajarkan kepada seseorang itu cukup dengan kiasan, sindiran dan ibarat saja, bukan dengan pukulan.
250. Bodoh-bodoh sepat, tak makan pancing emas artinya meskipun bodoh tetapi masih dapat memilih mana yang baik untuk dirinya.
251. Bondong air, bondong ikan artinya kemana arah pemimpin, kesana pulalah arah anak buahnya
252. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya artinya sifat anak tidak jauh dari orangtuanya.
253. Buah yang manis berulat di dalamnya artinya hati-hati dengan perkataan yang manis biasanya mengandung maksud yang tidak baik.
254. Bukan air muara yang ditimba, sudah disauk dari hulunya: Bukan hanya merupakan kabar bohong, tetapi berita yang berasal dari sumbernya.
255. Bukan biji tak mau tumbuh, tapi bumi tak mau terima artinya:Sudah berusaha namun hasil yang diperoleh tidak ada
256. Bulan naik matahari naik artinya mendapat keuntungan dari mana-mana.
257. Bulan terang dihutan artinya orang yang berpangkat/berkedudukan tinggi di negeri orang, tidak dilihat oleh sanak keluarganya.
258. Bumi mana yang tiada kena hujan artinya:Setiap manusia tak luput dari kesalahan
259. Bungkuk sejengkal tidak terkedang artinya:Tidak mau mendengarkan perkataan orang.
260. Buruk baik tiada bercerai Artinya: Kesusahan mungkin menimpa pada setiap waktu.
261. Buruk-buruk bak embacang Artinya: Pengetahuan tak hanya terdapat pada orang yang rupawan saja
262. Buruk dibuang dengan rundingan, baik ditarik dengan mufakat Artinya: Setiap perkara dapat diselesaikan asal kedua belah pihak mau berunding dan bermusyawarah.
263. Buruk muka cermin dibelah :Seseorang yang menyalahkan keadaannya yang buruk kepada orang lain, padahal kesalahannya sendirilah yang menyebabkan keadaannya.
264. Buruk perahu, buruk pangkalanArtinya:Tak sudi lagi menginjak rumah mantan istrinya.
265. Buruk tak tahu akan hinanyaArtinya: Tidak insaf akan kekurangan diri sendiri.
266. Burung terbang dipipiskan lada artinya keuntungan belum diperoleh ditangan, sudah dibagi-bagikan.
267. Busuk berbau, jatuh berdebuk artinya sesuatu yang jahat itu bagaimanapun disembunyikan suatu saat akan ketahuan juga.
268. Busuk-busuk embacang artinya orang yang tampak dari luar (lahiriah) seperti orang jahat/orang bodoh, namun ternyata hatinya baik/ilmu pengetahuannya tinggi.
269. Cabik-cabik bulu ayam: dua orang bersaudara bertengkar, tetapi lama kelamaan berbaikan lagi.
270. Cacat-cacat cempedak, cacat-cacat nak hendak: pura-pura saja mencela padahal dalam hati sudah mau sekali.
271. Cacing menjadi ular naga: orang kecil menjadi orang besar.
272. Cadik terkedik, bingung terjual artinya orang yang cerdik saja dapat meleset pendapatnya, apalagi orang yang bodoh - mudahlah ditipu orang lain.
273. Calak-calak ganti asah, menunggu tukang belum datang: sesuatu yang dipakai untuk sementara saja karena sedang menunggu yang lebih baik diperoleh atau tiba.
274. Cencang dua segeragai: sekali jalan, dua pekerjaan selesai.
275. Cencang putus, tusuk tembuk artinya putusan yang mengikat.
276. Cerdik perempuan melebuhkan, saudagar muda mengutangkan: orang bodoh tidak perlu dipertimbangkan perkataannya.
277. Cerdik tak membuang kawan, gemuk tak membuang lemak: tidak hanya mengingat kepentingan diri sendiri.
278. Condong yang akan menimpa: perbuatan yang akan mendatangkan celaka.
279. Coba-coba bertanam mumbang, siapa tahu jadi kelapa:tetap berusaha walaupun peluang keberhasilan tidaklah besar.
280. Cium tapak tangan, berbau atau tidak:periksa diri sendiri dahulu sebelum mengkritik orang lain.
281. Cerdik perempuan melebuhkan, saudagar muda mengutangkan: orang bodoh tidak perlu dipertimbangkan perkataannya.
282. Dahulu bajak daripada jawi: orang muda yang belum mempunyai pengalaman dijadikan pemimpin orang tua-tua yang berpengalaman.
283. Dahulu timah sekarang besi: seseorang yang harkat martabat dan kedudukannya turun.
284. Dalam laut bisa diduga, dalam hati siapa tahu: isi hati seseorang tidak dapat ditebak.
285. Dangkal telah keseberangan, dalam telah keajukan: telah diketahui benar isi hati atau perangainya
286. Dapur tidak berasap: miskin sekali.
287. Dari jung turun ke sampan: turun pangkat, turun derajat, jatuh merek.
288. Dari telaga yang jernih, tak akan mengalir air yang keruh: orang baik-baik biasanya akan mempunyai keturunan anak yang baik pula
289. Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah: daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati saja.
290. Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang: daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati saja.
291. Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri: bagaimanapun senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri sendiri.
292. Datang tampak muka, pulang tampak punggung: harus mengikuti tata krama.
293. Datang tidak berjemput, pulang tidak berantar: tidak dipedulikan; diabaikan saja.
294. Daunnya jatuh melayang, buahnya jatuh ke pangkal: kalau bukan rezeki maka akan habis begitu saja, tetapi kalau memang rezeki maka akan tinggal terpelihara.
295. Dekat mencari induk, jauh mencari suku: ketika tempat merantau masih dekat maka yang menjadi saudara adalah orang yang seinduk dengan kita, namun apabila tempat merantau sudah jauh maka orang sesukupun sudah cukup jadi saudara.
296. Deras datang, deras kena: siapa tak tak sabar (mau cepat-cepat saja) dalam berjual beli atau bertukar barang maka dialah yang akan mendapat kerugian.
297. Dinding teretas, tangga terpasang: bukti sudah cukup bahwa seseorang berniat jahat.
298. Dinding sampai ke langit, empang sampai ke seberang:larangan harus tegas supaya ditaati.
299. Dimandikan dengan air segelukartinya: dipuji tidak pada tempatnya.
300. Dikati sama berat, diuji sama merah dikatakan pada keadaan seimbang, sederajat tentang pangkat atau kedudukan.
301. Dikati sama berat, diuji sama merah dikatakan pada keadaan seimbang, sederajat tentang pangkat atau kedudukan.
302. Dikasih hati minta jantung: orang yang melunjak diberi sedikit tetapi masih meminta lebih.
303. Di mana tembilang terentak, di situ cendawan tumbuh: bila timbul suatu kesukaran, akan dapat pula akal untuk memecahkannya.
304. Di mana tak ada lang, akulah lang, kata belalang: kalau tak ada orang yang pandai, orang yang bodohpun mengaku pandai.
305. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung: haruslah mengikuti/menghormati adat istiadat di tempat tinggal kita.
306. Di mana ada kemauan, di sana ada jalan seseorang yang mempunyai niat dan mau berusaha, pasti ada kemudahan jika ada kesulitan yang menghadang.
307. Diindang tak berantah: tidak ada yang terpilih; semuanya tidak laku karena tidak ada yang baik.
308. Diindang ditampi beras, dipilih antah satu-satu: betul-betul dipilih untuk mendapatkan yang terbaik, diuji benar, dipilih satu-satu; uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test).
309. Digila beruk berayun: dipermain-mainkan saja oleh perempuan cantik.
310. Digenggam takut mati, dilepaskan takut terbang: orang yang mempunyai kekasih masih muda sekali, mau dikawini masih di bawah umur, mau dilepaskan takut diambil orang.
311. Digantung tak bertali: perempuan yang tidak diberi nafkah, tetapi tidak juga ditalak.
312. Diganjur surut bagai bertanam: selalu mundur ke belakang
313. Dibuat karena alah, menjadi murka karena alah: Dikerjakan dengan baik, tetapi disangka orang jelek juga adanya.
314. Diberi sehasta hendak sedepa: sudah diberi sedikit minta lebih banyak lagi; sangat rakus dan tamak; tidak pernah puas dengan apa yang sudah diperoleh
315. Diberi kuku hendak mencengkam: diberi sedikit kekuasaan langsung berbuat sewenang-wenang.
316. Di atas langit masih ada langit:ketika kita merasa hebat atau pandai, jangan lupa bahwa masih ada orang lain yang lebih hebat atau lebih pandai dari kita
317. Dianjak layu, dibubut mati: sesuatu yang sudah tetap, jangan diubah lagi.
318. Diam emas, bicara perak:ketika seseorang diam, maka ia akan mendapatkan banyak kebaikan sedangkan ketika berbicara justru salah dan laku tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh lawan bicara
319. Diam-diam penggali berkarat, diam-diam ubi berisi: diamnya orang bodoh tidak ada gunanya, diamnya orang yang pandai karena berfikir.
320. Diam di bandar tak meniru, diam di laut asin tidak: tetap saja bodoh; orang yang tidak memanfaatkan kesempatan untuk belajar walaupun tinggal di kota.
321. Dunia tak selebar daun kelor: jangan cepat berputus-asa karena masih banyak yang lain.
322. Duduk seperti kucing, melompat seperti harimau: mukanya seperti orang bodoh, ternyata kalau sudah bicara baru tampak bahwa ilmu pengetahuannya tinggi.
323. Duduk sama rendah, tegak sama tinggi: sejajar dalam martabat atau tingkatnya.
324. Duduk meraut ranjau, tegak meninjau jarah: selalu waspada.
325. Duduk berkisar, tegak berpaling: ingkar janji.
326. Dua kali pisang berbuah: mengalami nasib baik/rezeki lebih dari sekali.
327. Disisih sebagai antah: tidak boleh ikut campur (karena dianggap hina atau miskin).
328. Di rumah beraja-raja, di hutan berberuk-beruk: harus dapat menyesuaikan diri dengan tempat tinggal kita.
329. Esa hilang, dua terbilang: terus berjuang/berusaha dengan gigih sampai tercapai tujuan/cita-cita.
330. Enggang sama enggang, pipit sama pipit: anak orang besar kawin dengan anak orang besar, orang kecil dengan orang kecil pula.
331. Enggang lalu, atal jatuh, anak raja mati ditimpanya: orang yang dituduh melakukan suatu kejahatan karena kebetulan berada di tempat kejadian perkara.
332. Enau sebatang dua sigainya: perempuan yang menduakan suaminya; istri yang berselingkuh.
333. Enak lauk dikunyah-kunyah, enak kata diperkatakan: perkataan/nasihat yang baik itu seringlah diulang-ulang supaya terpahami dengan baik.
334. Emping terserak, hari hujan: sangat sial.
335. Embacang buruk kulit: seseorang yang tampak luarnya/lahirnya seolah-olah tidak baik atau bodoh namun sesungguhnya dia baik hati/pandai sekali.
336. Elok berarak di hari panas: bersenang-senang/berpesta ria baru pada tempatnya bila orang tersebut mampu melakukannya.
337. Fajar menyingsing, elang menyongsong: sambutlah hari dengan semangat berusaha/bekerja yang gigih/kuat.
338. Gabak di hulu tanda akan hujan: suatu hal/huru-hara akan terjadi karena sudah tampak tanda-tanda ke arah sana.
339. Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak berarti kebenaran seseorang yang jelas ada tidak di bicarakan namun kesalahan yang sangat kecil dibesar-besarkan.
340. Gajah derum tengah rumah: kedatangan tamu orang besar.
341. Gajah dialahkan oleh pelanduk: orang besar dapat dikalahkan oleh orang cerdik.
342. Gajah ditelan ular lidi: anak orang besar jatuh cinta kepada anak orang kecil/rendah.
343. Gajah mati karena gadingnya: orang sering mendapat kesusahan/kesukaran justru karena kelebihan yang ada padanya.
344. Gajah mati tinggalkan gading, harimau mati tinggalkan belang : Orang meninggal selalu meninggalkan hal hal yang baik maupun buruk yang selalu diingat orang.
345. Gajah mati tulang setimbun: orang besar/kaya yang meninggal akan meninggalkan banyak harta pusaka.
346. Gajah sama gajah berjuang, pelanduk mati di tengah-tengah:orang-orang besar berkelahi, orang kecil yang menjadi korbannya.
347. Gali lubang, tutup lubang: mengambil atau mencari hutang baru untuk membayar hutang yang lama.
348. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari: murid biasanya bulat-bulat mencontoh gurunya, maka guru sebaiknya jangan memberikan contoh yang buruk.
349. Gila di abun Artinya: Mengangankan sesuatu yang tak mungkin tercapai.
350. Getikkan puru dibibir:perbuatan yang menambah kesukaran pada diri sendiri.
351. Getah terbangkit kuaran tiba: salah perhitungan/rancangan.
352. Genting menanti putus, biang menanti tembuk: keadaan yang sudah kritis, misalnya: sebentar lagi pecah perang; sebentar lagi cerai suami-istri.
353. Geleng serupa cupak hanyut: sombong/angkuh; kalau berjalan tampak benar sikap angkuh dan sombongnya itu.
354. Geleng bukan, angguk ia: mengangguk untuk menyatakan bukan; yang dikatakan tak sama dengan yang ada dalam hati.
355. Gayung bersambut, kata berjawab: tak ada pertanyaan/persoalan yang tak dapat dijawab oleh orang arif.
356. Harum menghilangkan bau: nama yang baik itu menghilangkan kejahatan/kejelekan sebelumnya.
357. Hari pagi dikejar-kejar, hari petang dibuang-buang: selagi waktu masih banyak tidak dimanfaatkan, ketika waktu sudah tinggal sedikit barulah kalang-kabut.
358. Harimau mengaum takkan menangkap: orang yang mengancam lebih dahulu biasanya tidak berbahaya.
359. Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan: terlalu mengharapkan keuntungan yang belum pasti, yang sudah ada ditangan disia-siakan, akhirnya yang manapun tidak dapat.
360. Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan: terlalu mengharapkan keuntungan yang belum pasti, yang sudah ada ditangan disia-siakan, akhirnya yang manapun tidak dapat.
361. Harap pada yang ada, cemas pada yang tidak ada: orang yang tidak memiliki kesabaran.
362. Harap akan anak buta mata sebelah, harap akan teman buta mata keduanya: percaya kepada anak sendiri bisa jadi tertipu sedikit, namun percaya kepada teman bisa tertipu sama sekali.
363. Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua: meski jasad manusia sudah tidak berbentuk lagi, jika manusia ini pernah melakukan budi baik maka orang lain pasti masih mengingat budi baiknya itu.
364. Hampa berat menjadi sekam: karena banyaknya sesuatu yang dimiliki, maka tidak peduli kalau ada yang tersia-sia ataupun yang hilang dari padanya.
365. Hafal kaji karena diulang, pasar jalan karena ditempuh: semua pekerjaan akan menjadi lancar/mahir jika selalu dilakukan berulang kali.
366. Habis manis sepah dibuang: dibuang setelah tidak dipakai lagi.
367. Habis beralur, maka beralu-alu: setelah upaya perundingan berkali-kali gagal, barulah boleh mengambil jalan kekerasan.
368. Habis adat dengan kerelaan, hilang adat tegal mufakat: adat lama boleh saja tidak dituruti apabila ada kata sepakat (tegal mufakat).
369. Hati bagai baling-baling: orang yang tak teguh pendiriannya; selalu berubah-ubah.
370. Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai: ingin mencapai sesuatu, sayangnya syaratnya untuk itu tidak ada atau tidak dipunyai.
371. Harum seperti malaikat lalu: sangat harum; sangat banyak memakai wewangian.
372. Hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicecah: hasil yang diperoleh dibagi sama, bila diperoleh banyak maka sama-sama mendapat banyak, bila sedikit maka sama-sama sedikit pula.
373. Hati gatal, mata digaruk: sangat ingin, tetapi tak mempunyai syarat untuk mendapatkan keinginan tersebut.
374. Mata gatal , hati digaruk: tidak suka dengan sesuatu yang dilihatnya karena perbutan orang lain terhadapnya, membuat dirinya sakit hati ( merasa tersinggung hatinya ) .
375. Hemat pangkal kaya: Orang yang selalu berhemat akan menjadi kaya.
376. Hendak air pancuran terbit Artinya: Yang diperoleh lebih daripada yang dikehendaki.
377. Hendak menangguk ikan, tertangguk pada batang: mengharapkan keuntungan, namun kerugian yang diperoleh.
378. Hendak ulam, pucuk menjulai: sangat beruntung; mendapatkan sesuatu lebih dari apa yang diharapkan.
379. Hidung dicium pipi digigit: kasih sayang semu.
380. Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah Artinya: Orang yang hidup di suatu tempat harus mematuhi norma yang berlaku di masyarakat.
381. Hidup enggan mati tak mau: hidup yang sangat menderita, misalnya: melarat karena sangat miskin atau sakit-sakitan terus.
382. Hidup seperti anjing dengan kucing: Kehidupan yang selalu diisi dengan pertengkaran/perselisihan.
383. Hidup seperti umang-umang: kehidupan yang sangat miskin.
384. Hidup tolong-menolong, sandar-menyandar: orang yang hidup seharusnya saling bantu membantu.
385. Hilang adat, tegal bermufakat Artinya: Adat lama boleh diubah asal dengan bermufakat.
386. Hilang di mata di hati jangan: walaupun tempat tinggal sudah berjauhan namun jangan saling melupakan.
387. Hilang geli oleh gelitik, hilang bisa oleh biasa: mula-mula tidak menyenangkan dan membuat malu, tetapi lama-kelamaan semua perasaan itu lenyap.
388. Hujan berpohon, panas berasal: segala sesuatu kejadian itu pasti ada sebab musababnya.
389. Hujan tak sekali jatuh, simpai tak sekali erat: kerja itu harus berangsur-angsur, takkan selalu dapat selesai sekaligus semuanya.
390. Hujan turun, kambing lari: suatu ungkapan untuk mengakhiri suatu kisah/dongeng.
391. Hulu malang pangkal celaka: asal-mula kesialan tersebut.
392. Isi lemak dapat ke orang, tulang bulu pulang ke kita: dalam menjalankan suatu pekerjaan/tugas, orang lain mendapat senangnya, kita sendiri hanya mendapatkan susahnya.
393. Nasi sama ditanak, kerak dimakan seorang artinya pekerjaan dilakukan bersama-sama, namun keuntungan hanya dinikmati oleh seorang saja.
394. Orang bersiselam, awak bertimba : artinya orang lain mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, kita sendiri hanya dapat sedikit.
395. Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai: ingin mencapai sesuatu, sayangnya syaratnya untuk itu tidak ada atau tidak dipunyai.
396. Inai tertepung, kuku tanggal: sesuatu yang selesai dikerjakan, tetapi ternyata ada kesukarannya.
397. Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk artinya: semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya
398. Air yang tenang jangan disangka tak berbuaya: seseorang yang diam tenang jangan dianggap tidak berisi/berilmu.
399. Jadilah orang pandai bagai padi yang merunduk: Sebagai seorang yang pandai kita harus merasa rendah hati.
400. Seperti harimau menyembunyikan kuku : artinya orang yan tak mau menyombongkan kelebihannya (kepandaiannya, kekayaannya, dllsbnya).
401. Ikut hati mati, ikut rasa binasa: orang yang hanya memperturutkan kata hati saja tanpa menggunakan akal fikiran maka dia akan gagal dalam kehidupannya; binasa.
402. Ikan terkilat jala tiba: orang yang arif dan bijaksana, cepat mengerti akan maksud/duduk perkara orang lain dan cepat pula memberi jawaban/jalan keluarnya dengan tepat.
403. Ikan biar dapat, serampang jangan pukah: bekerja dengan hati-hati sekali.
404. Ijuk tidak bersagar, lurah tidak berbatu: tidak mempunyai keluarga yang dipandang; dimalui orang.
405. Ijuk selembang, tali di situ, keluan di situ: pencaharian tidak mencukupi padahal tanggungan banyak.
406. Air beriak tanda tak dalam.Mengandung arti: Orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.
407. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.Mengandung arti: Menuntut ilmu hendaknya sepenuh hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.
408. Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga.Mengandung arti: Sepandai apapun manusia itu, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.
409. Tong penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang.Mengandung arti: Orang yang berilmu tidak akan banyak bicara, justru orang bodoh biasanya banyak bicara seolah-olah tahu banyak hal.
410. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.Mengandung arti: Karena kesalahan kecil, menghilangkan semua kebaikan yang pernah dilakukan.
411. Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga.Mengandung arti: Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati pasti tetap merasa tersiksa juga.
412. Ada uang abang sayang, tak ada uang abang melayang.Mengandung arti: Hanya mau bersama saat sedang senang saja, tak mau tahu saat sedang susah.
413. Menang jadi arang, kalah jadi abu.Mengandung arti: Kalah atau menang sama-sama menderita.
414. Ada padang ada belalang, ada air ada pula ikan.Mengandung arti: Dimana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.
415. Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh.Mengandung arti: Seiya sekata dalam semua keadaan.
416. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.Mengandung arti: Segala sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang menentukan.
417. Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya.Mengandung arti: Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.
418. Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul.Mengandung arti: Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.
419. Jika kesusahan sudah memuncak, seadanya pertolongan sudah dekat. Mengandung arti: Segala sesuatu pasti ada batasnya, maka bersabarlah menghadapi cobaan.
420. Mencari umbut dalam batu.Mengandung arti: Melakukan pekerjaan yang sia-sia.
421. Ada nyawa ada rezeki.Mengandung arti: Selama masih hidup maka seseorang akan tetap mendapat rezeki.
422. Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang.Mengandung arti: Bila sedang berhadapan bermulut manis, tetapi bila berbelakang… lain perkataannya.
423. Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.Mengandung arti: Setiap perbuatan jahat pasti ada balasannya.
424. Adakah air dalam tong itu berkocak, melainkan air yang setengah tong itu juga yang berkocak.Mengandung arti: Orang yang pandai, tidak akan sombong… hanya orang yang bodoh jua yang mau berbuat demikian.
425. Adakah dari telaga yang jernih mengalir air yang keruh?Mengandung arti: Adakah dari mulut orang yang baik keluar perkataan-perkataan yang keji?
426. Adat ayam ke lesung, adat itik ke pelimbahan.Mengandung arti: Tabiat yang turun temurun, sukar sekali mengubahnya.
427. Ayam bertelur di atas padai mati kelaparan.Mengandung arti: Orang yang bersuamikan/beristrikan orang kaya namun hidupnya tetap susah juga. Orang yang menderita di tempat yang berkelimpahan.
428. Ayam hitam terbang malam.Mengandung arti: Perkara/ persoalan yang gelap, sukar sekali ditelusuri dan diperoleh keterangan.
429. Ayam putih terbang siang.Mengandung arti: Perkara/ persoalan yang sudah jelas bukti-buktinya.
430. Badak makan anaknya.Mengandung arti: Laki-laki yang merusakkan anaknya sendiri. membuat aib terhadap keluarga sendiri.
431. Bagai air di daun talas.Mengandung arti: Ketidakcocokan antara dua orang, seperti air yang ditaruh diatas daun talas akan terpisah.
432. Bagai aur di atas bukit.Mengandung arti: Sukar disembunyikan oleh sebab mudah sekali dilihat orang.
433. Bagai ayam bertelur di padi.Mengandung arti: Seseorang yang menyenangi hidup senang dan mewah.
434. Bagai bara dalam sekam.Mengandung arti: Perbuatan jahat yang tak tampak.
435. Bagai bulan kesiangan.Mengandung arti: Paras rupa yang pucat (karena sakit ataupun patah hati).
436. Bagai dirilis dengan sembilu.Mengandung arti: Suasana hati yang sangat pedih/ sakit hati teramat sangat.
437. Bagai hujan jatuh ke pasir.Mengandung arti: Nasihat yang diberi tidak berbekas. Tidak ada guna berbuat baik kepada orang jahat.
438. Bagai kacang lupa akan kulitnya.Mengandung arti: Seseorang yang lupa akan asal-usulnya. Terutama seseorang yang berasal dari desa dan pergi ke kota, menjadi kaya atau memiliki jabatan tinggi, dan lupa daratan
439. Bagai kambing di hela ke air.Mengandung arti: Orang yang sangat enggan melaksanakan pekerjaan yang disuruhkan kepadanya.
440. Bagai katak dalam tempurung.Mengandung arti: Orang yang wawasannya tidak terlalu luas. Ia tidak tahu situasi lain, selain di sekitar tempatnya berada saja.
441. Bagai Kerakap diatas batu, hidup segan mati tak mauMengandung arti: Sangat sengsara; hidup melarat.
442. Bagai kucing tidur dibantal.Mengandung arti: Sangat sejahtera; tidak takut akan kekurangan (rezeki, makanan, dll).
443. Bagai kuku dengan daging.Mengandung arti: Selalu bersama-sama, dua orang yang tidak dapat terpisahkan (kekasih, sahabat karib, suami-istri).
444. Bagai makan buah simalakama.Mengandung arti: Keadaan yang serba salah. Biasanya digunakan untuk orang yang sedang menghadapi dua pilihan dan kedua-duanya akan menyebabkan orang tersebut mengalami hal yang buruk.
445. Bagai membandarkan air ke bukit.Mengandung arti: Mengerjakan sesuatu yang sulit dikerjakan untuk sia-sia.
446. Bagai mendapat durian runtuh.
447. Mengandung arti: Mendapatkan sesuatu tanpa disangka-sangka; memperoleh rezeki yang tak disangka.
448. Bagai musang berbulu ayam.Mengandung arti: Berpura-pura menolong namun niat sebenarnya menjerumuskan.
449. Cacat-cacat cempedak, cacat-cacat nak hendak.
450. Mengandung arti: Pura-pura saja mencela padahal dalam hati sudah mau sekali.
451. Cadik terkedik, bingung terjual.Mengandung arti: Orang yang cerdik saja dapat meleset pendapatnya, apalagi orang yang bodoh – mudahlah ditipu orang lain.
452. Calak-calak ganti asah, menunggu tukang belum datang.Mengandung arti: Sesuatu yang dipakai untuk sementara saja karena sedang menunggu yang lebih baik diperoleh atau tiba.
453. Cerdik perempuan melebuhkan, saudagar muda mengutangkan.Mengandung arti: Orang bodoh tidak perlu dipertimbangkan perkataannya.
454. Cerdik tak membuang kawan, gemuk tak membuang lemak.Mengandung arti: Tidak hanya mengingat kepentingan diri sendiri.
455. Coba-coba bertanam mumbang, siapa tahu jadi kelapa.Mengandung arti: Tetap berusaha walaupun peluang keberhasilan tidaklah besar.
456. Dahulu timah sekarangbesi.Mengandung arti: Seseorang yang harkat martabat dan kedudukannya turun.
457. Dalam laut bisa diduga, dalam hati siapa tahu.Mengandung arti: Isi hati seseorang tidak dapat ditebak.
458. Dari telaga yang jernih, tak akan mengalir air yang keruh.Mengandung arti: Orang baik-baik biasanya akan mempunyai keturunan anak yang baik pula.
459. Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah.Mengandung arti: Daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati saja.
460. Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang.Mengandung arti: Daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati saja.
461. Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu dinegeri sendiri.Mengandung arti: Bagaimanapun senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri sendiri.
462. Datang tampak muka, pulang tampak punggung.Mengandung arti: Harus mengikuti tata krama.
463. Daunnya jatuh melayang, buahnya jatuh ke pangkal.Mengandung arti: Kalau bukan rezeki maka akan habis begitu saja, tetapi kalau memang rezeki makan akan tinggal terpelihara.
464. Dekat mencari induk, jauh mencari suku.Mengandung arti: Ketika tempat merantau masih dekat maka yang menjadi saudara adalah orang yang seinduk dengan kita, namun apabila tempat merantau sudah jauh maka orang sesukupun sudah cukup jadi saudara.
465. Diam-diam penggali berkarat, diam-diam ubi berisi.Mengandung arti: Diamnya orang bodoh tidak ada gunanya, diamnya orang yang pandai karena berfikir.
466. Enak lauk dikunyah-kunyah, enak kata diperkatakan.Mengandung arti: Perkataan/ nasihat yang baik itu seringlah diulang-ulang supaya terpahami dengan baik.
467. Enggang lalu, atal jatuh, anak raja mati ditimpanya.Mengandung arti: Orang yang dituduh melakukan suatu kejahatan karena kebetulan berada di tempat kejadian perkara.
468. Esa hilang, dua terbilang.Mengandung arti: Terus berjuang/ berusaha dengan gigih sampai tercapai tujuan/ cita-cita.
469. Fajar menyingsing, elang menyongsong.Mengandung arti: Sambutlah hari dengan semangat berusaha/ bekerja yang gigih/ kuat.
470. Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak.Mengandung arti: Kebenaran seseorang yang jelas ada tidak di bicarakan namun kesalahan yang sangat kecil di besar-besarkan.
471. Gajah mati tinggalkan gading, harimau mati tin